TEMPO.CO, Jakarta - Pemandangan itu mirip adegan Michael Knight saat memanggil mobil robot KITT dalam film Knight Rider. Dengan menggunakan jam tangan, aksi ini seperti yang tampak pada serial yang tenar pada 1980-an itu. Rabu malam lalu, seorang gadis bernama Bebi Rahmawati menanti pujaan hatinya dengan sebuah harapan. Di sebuah kafe di Senayan City, Jakarta Selatan, dia mengangkat telepon. “Brian, jangan enggak datang, ya, aku mau pamer sesuatu,” ujarnya, tersenyum.
Namun, panggilan itu bukan dari telepon genggam, melainkan dari jam tangannya. Ya, malam itu, Bebi, 21 tahun, mengenakan Apple Watch, wearable device—perangkat yang bisa dikenakan—teranyar keluaran Apple. (Baca: Fitur Kesehatan Apple Watch Menuai Kritik)
Senyum kembali mengembang di wajah mahasiswi Universitas Nasional tersebut. Dia mengaku mendapat jam itu dari pamannya yang baru kembali dari Amerika Serikat. “Bisa aksis terus, dijamin enggak ketinggalan zaman,” kata Bebi, sembari memandangi Apple Watch pink-nya.
Apple Watch—kadang disebut iWatch—diperkenalkan di Cuperino, California, berbarengan dengan iPhone 6, dua pekan lalu. Seperti iPhone dan iPad, layarnya menggunakan retina display yang menampilkan resolusi tinggi.
Selain memenuhi kebutuhan komunikasi layaknya telepon pintar, jam tangan ini dilengkapi Apple Health untuk memantau aktivitas fisik dan kesehatan penggunanya. Apple Watch dijual mulai awal tahun depan dengan harga mulai Rp 4 jutaan di Amerika Serikat.
Baca Juga:
Kehadiran Apple Watch melengkapi pasar wearable gadget. Sebelumnya, Samsung, LG, dan Motorola juga melansir jam tangan pintar. Menurut IMS Research--lembaga penelitian industri elektronik, jumlah penggunanya diprediksi mencapai 170 juta pada 2016. Peragaan busana internasional, FashioNXT, di Portland, Amerika Serikat, awal bulan depan menggelar kompetisi desain wearable technology.
Bagaimana dengan di Indonesia? Sony Muchlison, pengamat mode dan gaya hidup, mengatakan jam tangan pintar itu akan jadi buruan para penggila tren gadget. “Sulit percaya bahwa barang yang belum resmi beredar sudah ada di sini,” ujarnya. (Baca: Gaya Ngejreng Ala Pria Korea, Yay or Nay)
Hanya, Sony meragukan para pengguna di Indonesia akan mengoptimalkan fungsinya. “Kemungkinan hanya mengikuti tren,” tuturnya. Prediksi itu dia dasarkan pada banyaknya fungsi telepon pintar yang mangkrak oleh pemakai di Indonesia. Padahal gadget itu mewabah sejak hampir satu dekade lalu. “Biasalah, orang Indonesia gitu.”
Amelia Masniari, juga pengamat gaya hidup, takjub menyaksikan keberadaan Apple Watch sudah mencapai orang-orang di pelosok Indonesia, termasuk seorang koleganya di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Namun, Miss Jinjing—panggilan Amelia—yakin kebanyakan para pengguna tidak paham fungsi jam pintar tersebut. (Baca: Miss Jinjing: Media Asing Salah Soal Gaya OKB)
Beberapa hari lalu, dia mengirim portofolionya ke temannya itu untuk keperluan seminar. Dia terbengong saat mendapat jawaban si teman yang mengatakan tidak biasa membuka surat elektronik. “Halooo..., jam pintar kan tersambung Internet,” kata Miss Jinjing, yang juga penulis seabrek buku belanja dan gaya hidup, di antaranya Miss Jinjing Rumpi Sampai Pagi.
Sony pun mewanti-wanti bahwa jam tangan pintar akan banyak hadir dengan warna-warna ngejreng. Kebanyakan pilihan warna tersebut, ujar dia, tidak mengena bagi pekerja kantoran. “Kan, aneh, orang berbaju rapi tapi jam tangannya begitu.”
Jadi, Sony memprediksi jam pintar lebih banyak digemari oleh anak-anak muda yang ingin jadi trendsetter dan menonjolkan gengsi. “Untuk aksis, bisa andalkan jam sambil bertopang dagu di kafe,” katanya. Ini persis seperti yang dilakukan Bebi di Senayan City, malam itu.
HADRIANI P.
Terpopuler
6 'Manfaat' Kesehatan Jika Menjomblo
Diet Cacing Pita Populer di Kalangan Model
Bullying Tingkatkan Peradangan
Manfaat Rose Hip Oil untuk Kecantikan