5 Gejala Stroke pada Wajah yang Wajib Diwaspadai

Reporter

Tempo.co

Editor

Laili Ira

Selasa, 16 Januari 2024 13:03 WIB

Gejala stroke pada wajah yang perlu diwaspadai di antaranya kesulitan tersenyum hingga keluar air liur. Berikut penjelasan lengkapnya. Foto: Canva

TEMPO.CO, Jakarta - Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang atau mengalami gangguan akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Gejala stroke pada wajah dapat bervariasi dan seringkali muncul secara tiba-tiba. Gejala ini dapat mempengaruhi satu sisi wajah.

Tanpa pasokan darah yang mencukupi, otak tidak akan memperoleh asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel di otak akan mati.

Akhirnya, bagian tubuh yang dikendalikan oleh otak menjadi rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Adapun beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita stroke terdiri dari faktor kesehatan dan gaya hidup. Untuk lebih jelasnya, berikut ini gejala stroke pada wajah yang umum terjadi.

Daftar Gejala Stroke pada Wajah

Saat terkena stroke pada wajah, gejala yang umum terjadi adalah wajah miring pada satu atau kedua sisi. Kelopak mata dan sudut bibir mungkin tampak tertarik ke bawah dan seseorang mungkin juga tidak dapat tersenyum atau berbicara dengan jelas.

Advertising
Advertising

Dilansir dari Medical News Today, stroke pada wajah dapat mengakibatkan kelemahan otot yang memengaruhi mata, bibir, dan mulut pada salah satu atau kedua sisi wajah.

Stroke biasanya menyerang bagian bawah di salah satu sisi wajah, bukan di dahi. Namun, jika stroke terjadi di batang otak, maka bisa berdampak pada area dahi.

Berikut tanda-tanda stroke pada wajah:

  • Kelopak mata, pipi, atau mulut turun.
  • Kesulitan tersenyum secara sadar.
  • Terlihat seperti senyum yang tidak disengaja.
  • Air liur mengalir.
  • Perkataan menjadi cadel.

Apakah Gejala Stroke pada Wajah Bisa Menghilang?

Gejala stroke pada wajah sering kali membaik seiring berjalannya waktu. Meskipun begitu, proses pemulihannya bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Beberapa orang dengan gejala serupa secara spontan dapat pulih dari kelumpuhan dan gejala lainnya pada 6 bulan pasca-stroke.

Program terapi dan rehabilitasi fisik dapat membantu pasien mendapatkan kembali kekuatan otot yang terdampak. Selain itu, dengan terapi, seseorang akan mendapatkan pengetahuan terkait pola gerakan normal seperti sedia kala.

Apakah Wajah Miring Selalu Terjadi Karena Stroke?

Wajah miring dan lumpuh tidak selalu terjadi akibat stroke. Namun, kelumpuhan wajah adalah gejala stroke umum yang menjadi akronim dari FAST (Face, Arms, Speech, dan Time).

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat (NCBI) pada 2020, wajah miring ditemukan pada 45 persen kasus stroke. Sementara riset lain menyebutkan gejala wajah terkulai terdapat pada 60 persen orang yang pertama kali menderita stroke kortikal iskemik, yaitu stroke yang diakibatkan oleh penyumbatan pembuluh darah di korteks atau lapisan luar otak.

Beberapa wajah miring yang ditemukan pada penyakit lain, di antaranya:

  • Bell’s palsy: Kondisi yang menyebabkan kelemahan otot wajah pada satu sisi secara tiba dan biasanya bersifat sementara. Bell’s palsy juga bertanggung jawab terhadap 70 persen kasus kelumpuhan wajah dan umumnya pulih dalam kurun waktu beberapa minggu.
  • Cedera: sekitar 10-23 persen kasus kelumpuhan wajah disebabkan oleh patah tulang dan luka yang merusak saraf wajah.
  • Infeksi: virus cacar air dan herpes zoster dapat hidup di saraf selama bertahun-tahun setelah infeksi pertama kali. Organisme itu dapat memengaruhi saraf wajah yang disebut sebagai sindrom Ramsay Hunt. Penyakit Lyme juga menjadi salah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada wajah.
  • Kondisi neurologis: multiple sclerosis dan myasthenia gravis juga dapat memicu terjadinya otot wajah menjadi lemah.
  • Tumor: benjolan di wajah atau otak dapat menekan atau merusak saraf wajah yang berimbas pada kelumpuhan wajah. Akan tetapi, kasus seperti itu jarang terjadi.

MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: Studi Sebut Makan setelah Jam 9 Malam Berpotensi Meningkatkan Risiko Stroke Sebesar 28 Persen

Berita terkait

Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

1 hari lalu

Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas secara berkala saat mereka sedang tidur.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

2 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

4 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

7 hari lalu

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

7 hari lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Memahami Produksi Adrenalin dan Tugasnya bagi Tubuh

8 hari lalu

Memahami Produksi Adrenalin dan Tugasnya bagi Tubuh

Adrenalin juga dikenal sebagai efinefrin, hormon yang biasanya diproduksi saat tubuh menghadapi situasi yang menegangkan atau bikin stres.

Baca Selengkapnya

Inilah 8 Penyebab Pikun Datang Lebih Cepat

8 hari lalu

Inilah 8 Penyebab Pikun Datang Lebih Cepat

Pikun diartikan sebagai penurunan fungsi bagian luar jaringan otak atau cortex yang menyebabkan penurunan intelektual.

Baca Selengkapnya

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

8 hari lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

8 hari lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

15 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya