TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan Negara akan merayakan Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober dengan beragam acara. Tak ketinggalan berbagai event akan digelar di beberapa kota Indonesia. Maklum, Nusantara termasuk penghasil beragam kopi dengan cita rasa yang sangat kaya.
Tak ada salahnya salah satu cara merayakan Hari Kopi ini dengan menengok ikhtiar dua orang sahabat yang berusaha memetakan cita rasa kopi di berbagai daerah Nusantara. Adalah Tejo Pramono dan Uji Saptono yang telah berhasil memetakan cita rasa kopi di tanah air itu.
Kedua lulusan Institut Pertanian Bogor itu berhasil meluncurkan Peta Cita rasa dan Aroma Kopi Indonesia belum lama ini. Dirancang pada 2017, proses ini memakan waktu lima tahun, sejak 2012. Di atas peta itu terbentang 25 jenis kopi lengkap dengan deskripsi rasa, varietas, dan daerah kopi berasal.
Persebarannya bergerak dari barat ke timur Indonesia. "Ini hanya jendela kecil dari ragam kekayaan besar kopi Indonesia," ujar Tejo kepada Tempo, Juli lalu, di Jakarta.
Peta itu lahir setelah 100 kali lebih mereka menyelenggarakan cupping atau kegiatan menguji rasa kopi--diperkaya dengan riset, kunjungan ke kebun-kebun petani kopi, diskusi dengan peneliti, dan sejumlah aktivitas lain.
Pada 2012, Tejo dan Uji mendirikan Rumah Kopi Ranin alias Rakyat Tani Indonesia di kawasan Bantarjati, Bogor. Ranin adalah satu lokasi cupping yang terbuka bagi siapa saja. "Lazimnya orang hanya menjawab tiga kata bila ditanya soal rasa kopi: enak, pahit, mantap," ujar Tejo tergelak.
Menurut keduanya, selama ini urusan cita rasa kerap merujuk dan didominasi oleh cakram rasa dan aroma (coffee taster's flavor wheel) dari Specialty Coffee Association of America (SCAA). Banyak rasa yang sulit diimajinasikan karena tak dikenal dalam frasa Indonesia. "Jadi, yang ada di peta ini kami gunakan kosakata atau referensi yang lebih melekat dengan keseharian masyarakat kita," tutur Uji. Uji adalah pencicip kopi profesional khusus robusta (R Grader), dengan sertifikat internasional dari Specialty Coffee Association of Indonesia, SCAI.
Umpama, aroma nangka matang, pahit, jagung bakar, rebusan kacang hijau, santan, cengkih, kacang mede, bumbu pecel. Atau bahkan aroma kayu lapuk yang biasanya muncul dari kopi yang terlalu lama disimpan di gudang.
Apa sih tujuan memetakan cita-rasa kopi ini? Menurut Uji, Ekspresi soal cita rasa selama ini banyak dibentuk oleh industri iklan dan media. Iklan membentuk hegemoni rasa. “Maka, aspek literasi cita rasa ini harus kita bangun bersama,” kata dia.
Jadi, selain menyruput secangkir kafein di Hari Kopi, peta ini akan memberi makna lebih dalam pada perayaan tahun ini.
AISHA SHAIDRA