Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mau Terbebas dari Tumor Otak? Intip Pengalaman Wanita Ini

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi Kanker (Pexel.com)
Ilustrasi Kanker (Pexel.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Amelia Genial terlihat santai menceritakan pengalamannya melakukan operasi tumor otak melalui alis mata. Maklum, wanita 50 tahun ini masih merasa bersyukur setelah lolos dari kebutaan akibat tumor otak yang tumbuh di dasar otaknya.

Amelia mengatakan ia sudah merasakan gejala sakit tumor otak sejak tahun 2011 atau 2012. Ia mengalami pusing dan pandangan matanya pun semakin buram. “Pandangan mata kiri tidak enak, seperti ada yang mengganjal di kelopak mata,” katanya di Jakarta pada Jumat 13 Oktober 2017.

Saat melihat, ia merasakan pandangannya tertutup bayang-bayang melintang dari sisi kiri ke kanan. “Di mata tidak terasa sakit, tapi merasa tidak nyaman saja,” katanya.

Ia awalnya menganggap bahwa hal ini bukan ancaman serius. Namun keluarga Amelia memaksa wanita asal Sampit, Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini untuk segera berobat. Karena keluhan itu semakin parah, maka ia segera mencari dokter mata untuk melihat masalah di matanya. Dokter di Surabaya mengatakan tidak menemukan penyebab gejala yang dialaminya, padahal keluhan pada matanya sudah semakin parah dan sangat menganggu. “Saya sampai pergi ke beberapa dokter mata, sampai akhirnya beberapa dokter mata menyarankan saya untuk foto MRI otak,” katanya menyebut Magnetic Resonance Imaging (MRI). Baca: Obesitas juga Bisa Sebabkan Kanker, Cek Penelitiannya

Dari hasil MRI, diketahui bahwa di pangkal saraf mata yang ada di dasar tengkorak tumbuh tumor yang cukup besar. “Tumor itu yang diduga menjadi pemicu sakit mata. Benjolan tumor itu menekan saraf mata saya,” katanya menjelaskan analisa dokter.

Ia mencari banyak informasi sebelum akhirnya mengetahui metode operasi pengangkatan tumor otak melalui alis mata. Panjang lebar dokter bedah saraf yang menanganinya, Agus C Anab, menjelaskan bahwa metode ini hanya akan mengakibatkan luka kecil di alis karena di area itu akan disayat. “Setelah yakin dengan penjelasan itu, operasi yang berjalan selama sekitar enam jam dilakukan pada 2016,” kata Amelia yang sempat disarankan operasi di luar negeri oleh teman-temannya.

Setahun setelah operasi, Amelia mengatakan tidak ada keluhan yang dialaminya. Ia bisa melakukan berbagai hal layaknya orang normal. Bekas sayatan operasi di kawasan alis mata itu pun bisa disamarkannya dengan sempurna menggunakan eye shadow berwarna gelap.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agus C Anab alias Aca, mengatakan tumor otak yang diderita Amelia termasuk tumor otak jinak, sehingga tidak terlalu berbahaya. Ia mengatakan untuk mengangkat tumor sebesar empat sentimeter itu, ia menggunakan teknik lubang kunci (Key Hole Surgery) dari lubang atau sayatan kecil pada alis mata ia mengangkat tumor itu. Teknik ini dilakukannya karena tumor yang dialami Amelia berada di dasar tengkorak yang paling dalam dan dekat dengan mata, bukan di dinding tengkorak. “Teknik ini cukup dengan membuat lubang 1-2 sentimeter tepat di alis mata,” katanya. Baca juga: Tips Mencegah Tumor Otak

Operasi ini, kata Aca, tidak bisa dilakukan dengan mata telanjang, tapi menggunakan mikroskop khusus. Untuk mencapai tumor yang ada di balik otak, maka otak terlebih dahulu harus dikempiskan dengan cara mengeluarkan cairannya. Baru kemudian otak disibakkan dengan gerakan sangat halus, agar tumor tampak. “Begitu disibakkan, baru terlihat tumornya ternyata cukup besar. Saat itu terlihat menempel di saraf kiri dan sudah menjalar ke mata kanan,” kata Aca.

Aca pun mengambil sedikit demi sedikit tumor yang ada di otak Amelia. Aca mengatakan teknik ini memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan operasi tumor secara konvensional yang harus membuka lebar tengkorak. Teknik ini hanya akan menyebabkan sayatanyang kecil, dibanding teknik konvensional yang mungkin akan berefek pada sekeliling kepala. Dengan sayatan kecil itu, risiko infeksi pun kecil, pendarahan juga minimal. “Secara estetika, bekas sayatan tersamar dengan alis mata,” katanya.

Keuntungan yang paling utama adalah operasi tidak menyentuh atau merusak bagian otak lain. Aca mengatakan tiga hari pasca operasi, Amelia sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Dia mengatakan otak berbeda dengan organ tubuh lain. Sebagai pusat kehidupan, operasi otak perlu kehati-hatian yang tinggi. Jangan sampai tindakan operasi akibatkan saraf tersenggol, apalagi rusak karena menyentuk saraf lainyang normal. Senggolan saraf lain bisa berdampak besar pada bagian tubuh lainnya. Baca: Beda Tumor Ganas dan Jinak, Begini Mendeteksinya

Sebelum operasi, Amelia sempat melakukan sulam alis. Setelah melakukan operasi tumor otak yang mengakibatkan sayatan kecil pada bagian alis, ia ragu hendak melakukan sulam alis lagi. Menurut dia sangat berbahaya melakukan sulam alis yang juga tekniknya menusukkan  jarum di alisnya. “Padahal boleh disulam lagi kok alisnya, pasca operasi. Tidak apa-apa itu,” kata Aca menenangkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

19 jam lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

19 jam lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.