TEMPO.CO, Jakarta - Sentuhan fisik, interaksi pertama orang tua dengan anak. Ketika bayi baru dilahirkan, hal pertama yang bisa dilakukan orang tua menyentuh dan menggendong bayi mereka, kemudian ibu menyusui.
Sentuhan ini yang menjadi pengait ikatan batin orang tua dengan anak. Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyebut sentuhan fisik cerminan emosi yang dirasakan seseorang kepada yang lain, dalam hal ini orang tua kepada anak. “Lewat sentuhan, anak merasakan kasih sayang sekaligus rasa aman dan nyaman, begitu juga sebaliknya,” kata Vera di Jakarta.
Sentuhan fisik berperan penting dalam membangun kelekatan dua generasi. “Jika anak tidak merasakan kasih sayang melalui sentuhan lembut, maka anak merasa tidak diinginkan atau dicintai,” katanya. Baca: Dunia pun Tahu Kahiyang Ayu Menikah, Ini Buktinya
Sentuhan fisik bersifat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan dan menyenangkan. Tidak hanya dirasakan anak, namun memberi ketenangan batin di pihak orang tua. Ini sebabnya intimasi sentuhan fisik tidak bisa digantikan oleh sentuhan melalui layar gawai.
Meski komunikasi berjalan lancar dengan gawai, anak tidak bisa merasakan emosi yang hangat dari ayah dan ibu. Begitu pula sebaliknya. “Sentuhan fisik juga bisa mengurangi stres dan kecemasan pada orang tua sehingga jika sentuhan dengan anak berkurang, dampak negatifnya juga dirasakan secara internal pada diri orang tua,” kata Vera.
Ada kalanya anak tidak nyaman disentuh. Bisa jadi, itu karena letak sentuhan yang Anda berikan malah membuatnya tidak nyaman. Misalnya, mendaratkan ciuman di bibir atau mencium si kecil bertubi-tubi. Bisa pula karena momen atau waktu sentuhan yang tidak tepat untuk anak. “Misalnya saat asyik bermain lalu dipeluk-peluk. Anak biasanya mau atau suka disentuh ketika sedang relaks dan dalam suasana yang intim. Misalnya saat sedang bersantai bersama keluarga di rumah,” kata Vera seraya menambahkan, seiring bertambahnya usia anak, intensitas sentuhan orang tua dan anak perlahan berkurang.