TEMPO.CO, Jakarta - Kabar meninggalnya penyanyi Jonghyun SHINee memang membuat para fans tak percaya dan sangat berduka. Ucapan belasungkawa juga foto karangan bunga banjir di media sosial untuk mengenang vokalis utama SHINee ini. Sayang, tidak hanya ungkapan kesedihan yang terjadi, namun para Shawol, fans SHINee, pun ada yang mencoba melakukan aksi bunuh diri, tidak terkecuali Shawol Indonesia. Baca: Resolusi 2018:Tinggalkan Zona Nyaman? Simak Kata Dewi Sandra
Kepala Koordinator Into The Light Indonesia, Benny Prawira Siauw mengatakan depresi seperti yang dialami Jonghyun adalah faktor risiko utama bunuh diri. Penyakit jiwa ini diperkirakan menjadi penyakit dengan beban tertinggi kedua secara global pada 2020.
Kepada para Shawol yang diyakininya terguncang dengan kabar ini, Benny berharap agar tetap bersatu dan mempedulikan kondisi satu sama lain. "Kematian selebritis terkait bunuh diri dapat mengguncang secara psikis. Dan metode bunuh diri berpotensi ditiru bagi Shawol yang terikat secara emosional dan memiliki kecenderungan depresif dan bunuh diri," katanya dalam keterangan pers pada Selasa 19 Desember 2017.
Penggemar Jonghyun, anggota boy band Korea Selatan SHINee, mengantre untuk memberikan penghormatan terakhir saat upacara pemakaman di Seoul, Korea Selatan, 19 Desember 2017. Jonghyun ditemukan tewas karena keracunan gas karbon monoksida. REUTERS
Jika Anda adalah salah satu Shawol yang memiliki pikiran untuk bunuh diri, Benny menyarankannya untuk segera hubungi psikolog dan psikiater. Benny juga menyarankan kepada para Shawol untuk tidak menyebarluaskan sumber berita yang belum teruji kebenarannya atau hoax terutama yang bersifat mendramatisir kematian bunuh diri Jonghyun. "Hal ini agar tidak memicu pemikiran depresif dan kehendak bunuh diri dari sesama Shawol yang depresif," katanya. Baca: Briket Batubara Penyebab Jonghyun SHINee Meninggal, Apa Itu?
Kepada masyarakat luas, terutama keluarga dan teman dekat dari fans SHINee atau Shawol, Benny menyarankan untuk menghindari perilaku menstigma, merundung, menghakimi atau menilai negatif kematian bunuh diri dari idola mereka. "Setiap kematian bunuh diri selebritis dapat mengguncang fans, tidak peduli apapun persepsi dan reaksi kita terhadap kematian idola mereka," katanya.
Penilaian negatif yang diutarakan mengenai kematian bunuh diri juga berpotensi untuk menghambat perilaku pencarian bantuan dari orang yang kecenderungan depresi dan bunuh diri di sekitar Anda, terlepas mereka bagian dari Shawol atau bukan. "Ada baiknya untuk kita terus bersama saling memperhatikan kondisi satu sama lain, belajar berempati dan mendengarkan dalam kondisi ini," kata Benny.
Penggemar Jonghyun, anggota boy band Korea Selatan SHINee, mengantre untuk memberikan penghormatan terakhir saat upacara pemakaman di Seoul, Korea Selatan, 19 Desember 2017. Sebelum tewas Jonghyun diduga menyalakan briket batu bara yang menghasilkan karbon monoksida. REUTERS
Benny pun mengingatkjan jika Anda memperhatikan adanya perubahan perilaku seperti menjadi murung, menarik diri, membicarakan kematian, serta perasaan tidak ada harapan dari rekan Shawol, harap segera dianjurkan untuk hubungi profesional ahli psikolog atau psikiater terdekat. Baca: Ini Dia Nama Boneka The Sacred Riana, Intip Kesulitan Mereka
Bunuh diri seperti yang dilakukan Jonghyun, kata Benny, disebabkan oleh faktor biologis, psikologis dan sosial yang kompleks. Bunuh diri dapat dicegah. "Kami berharap kontribusi dan partisipasi bersama kita semua karena setiap nyawa sungguh berharga," kata Benny.