TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan ketenagakerjaan Amerika Serikat, Career Trend, baru-baru ini mengungkap 10 pekerjaan yang diprediksi akan tergerus karena era digitalisasi pada 2018. Sepuluh jenis pekerjaan itu adalah agen perjalanan, kasir, pekerja percetakan, nelayan, pekerja di industri perhiasan, petani, pegawai pos, sopir pribadi, jurnalis siaran, serta pengantar surat kabar dan pizza.
Hal yang sama sudah diprediksi oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) berdasarkan survei tahun 2016 yang dilakukan di 15 negara. Survei tersebut menyebutkan ada 7,1 juta pekerjaan yang perlahan-lahan akan hilang karena tak lagi dibutuhkan. Hilangnya pekerjaan lama tersebut hanya akan dikompensasi oleh munculnya 2,1 juta pekerjaan baru di bidang komputer, matematika, dan teknik. Teller dan layanan pelanggan bank adalah dua jenis pekerjaan yang diprediksi tak akan berkembang. Survei yang sama juga menyebutkan pekerjaan di bidang administrasi akan terancam pula. Baca: Sering Cuci Vagina dengan Antiseptik, Bakteri Baik Bisa Hilang
"Digitalisasi mempengaruhi pasar tenaga kerja di belahan dunia mana pun, termasuk di Indonesia," kata Manajer Operasional Daya Talenta Indonesia, Mayya Indriastuti, kemarin.
Di Eropa, digitalisasi perbankan telah memakan korban ketika bank milik pemerintah Inggris, Royal Bank of Scotland, menutup 259 kantor cabang dan merumahkan 680 karyawannya. Efisiensi dan migrasi ke layanan perbankan digital diklaim sebagai biang keladi keputusan tersebut.
Front Page Cantik. Perubahan Karir. shutterstock.com
Baca Juga:
Peristiwa ini menambah panjang deretan lembaga perbankan di Uni Eropa yang menutup kantornya. Dikutip dari Reuters, sepanjang 2016 sejumlah lembaga perbankan di Uni Eropa telah menutup 9.100 kantor cabang dan merumahkan 50 ribu stafnya pada tahun lalu. Menurut Federasi Perbankan Eropa, jumlah kantor cabang yang masih berfungsi normal saat ini turun 4,6 persen. Baca: MK Bolehkan Nikahi Teman Sekantor, Simak Pengalaman Pasangan ini
Di Indonesia, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk telah melirik digitalisasi perbankan dengan meluncurkan aplikasi Jenius Co.Create. "Kami ingin Jenius terus berevolusi untuk menyesuaikan dengan gaya hidup para penyuka digital yang begitu dinamis," kata Digital Banking Head BTPN, Peterjan van Nieuwenhuizen, pekan lalu.
Akibat transformasi BTPN ke sektor digital, layanan kantor kas dan kantor cabang dipangkas. Sepanjang tahun ini, BTPN sudah menutup 51 kantor kas dan satu kantor cabang. Sejak September lalu, perusahaan juga telah membuka kesempatan pensiun dini untuk karyawan yang berminat. Sebagai gantinya, mereka akan merekrut karyawan di bidang teknologi informasi yang memiliki wawasan perbankan.
Kebijakan tersebut senada dengan riset tahunan yang dirilis Robert Walters. Lembaga perekrutan tenaga kerja itu mengatakan, karyawan dengan keahlian khusus di bidang perbankan akan sangat diminati tahun depan. "Sektor ini sangat membutuhkan karyawan yang memiliki keahlian khusus di bidang perbankan maupun teknologi," kata konsultan Robert Walter, Karina Saridewi. Baca: Jonghyun Tewas, Simak Betapa Dekatnya Artis K-POP dengan Depresi
Walaupun dilanda tren digitalisasi, menurut Mayya, perbankan di Indonesia tetap akan membutuhkan banyak tenaga kerja di bidang penjualan. "Sektor perbankan masih membutuhkan tim penjualan, yang bisa menjual produk mereka ke masyarakat, termasuk produk-produk digital perbankan," ucapnya.
Selain di bidang perbankan, Mayya mengimbuhkan, digitalisasi sangat besar pengaruhnya pada sektor retail. Dia mengatakan, pekerjaan di toko offline, terutama kasir dan tenaga penjual di gerai (sales counter), akan menjadi pekerjaan yang paling kurang permintaannya pada 2018.