TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) selalu bisa menjadi pusat perhatian masyarakat. Beberapa kali para pengawal orang-orang penting kenegaraan ini menjadi buah bibir karena tertangkap kamera media.
Wakil Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Brigadir Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan Paspampres adalah orang orang yang terpilih dari satuan Anggota TNI Angkatan Laut, Darat dan Udara. "Anggota TNI sudah menjadi orang terpilih, tapi untuk menjadi Paspampres, perlu disaring lagi," katanya pada acara Paspampres Shooting Championship 2018 dalam memperingati Hari Bhakti Paspampres ke-72 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Jumat10 Februari 2018. Baca: Ahok Gugat Cerai Veronica Tan, Simak 5 Hal Picu Perceraian
Baca Juga:
Menurut Maruli, seleksi paling utama untuk menjadi Paspampres adalah tes psikologi. Menurutnya, ada beberapa tes psikotes yang perlu diikuti para pengawal utama presiden ini. "Seorang anggota Paspampres itu harus tenang, cepat dan berani mengambil keputusan," katanya.
Wakil Komandan Paspampres Brigjen TNI Maruli Simanjuntak melayani wawancara wartawan di Lapangan Tembak Senayan, 9 Februari 2018/Mitra Tarigan
Selain itu tes psikologi juga dibutuhkan karena para Paspampres ini memegang senjata. Tentunya penting bagi para Paspampres memiliki psikis yang stabil bila dibolehkan memegang senjata. "Ada juga tes IQ, agar cepat tanggap, tapi saya lupa standarnya. Semua dirangkum dalam psikotes itu," katanya.
Maruli mengatakan para Paspampres juga perlu memiliki fisik yang baik. Artinya, mereka kuat lari, memiliki kemampuan beladiri, dan kondisi kesehatannya bagus. Biasanya ada tes lari yang perlu diikuti. Minimal para Paspampres harus mendapatkan nilai minimal 70. "Ada juga klasifikasi usianya. Urusan berat badan, yang penting proporsional. Tidak ada angka spesifik," katanya. Baca: Suka Sindir di Twitter, Ini Cuitan 'Penting' Fadli Zon
Lalu para Paspampres pun perlu berlatih keahlian menembak. Keahlian menembak menjadi salah satu parameter anggota Paspampres naik tingkat. Keahlian menembak yang perlu dilakukan tidak seperti orang pada umumnya, dimana penembak dan target tidak bergerak. "Terkadang anggota Paspampres harus berlatih menembak di atas motor atau mobil yang bergerak. Mereka pun menggunakan helm. Tentunya lebih sulit karena banyak hambatannya," kata Maruli.
Dalam hal status perkawinan, para anggota TNI yang sudah menikah boleh mengikuti seleksi Paspampres. "Kalau Anggota Paspampres dilarang menikah, bisa diprotes kami," kata Maruli tertawa. Baca: Anak Candu Gawai, Alihkan Perhatiannya dengan Ini
Dari sisi kegantengan, apakah juga menjadi salah satu syarat untuk menjadi seorang Paspampres? "Ya enggak lah, tidak mungkin ada syarat itu. Eh, sebenarnya yang nggak (ganteng), selama ini kami sembunyikan, he he he," kata Maruli.