Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Puisi Sedunia, Puisi Bukan Sekadar Suka, Tapi Cinta

image-gnews
Penulis Sapardi Djoko Damono (kiri) hadir saat Velove Vexia membacakan puisi di acara Meet and Greet Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film Hujan Bulan Juni akan tayang serentak di bioskop 2 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Penulis Sapardi Djoko Damono (kiri) hadir saat Velove Vexia membacakan puisi di acara Meet and Greet Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film Hujan Bulan Juni akan tayang serentak di bioskop 2 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 21 Maret diperingati sebagai Hari Puisi Sedunia. Puisi merupakan karya seni literasi yang merupakan hasil buah pemikiran atau perasaan seseorang dan diungkapkan melalui alunan kata-kata. Walaupun, sebagian menganggap puisi erat kaitannya dengan suasana galau atau sedih, hingga saat ini puisi masih memiliki tempat tersendiri bagi pencintanya.

Terbukti dengan kehadiran beberapa forum diskusi atau komunitas puisi yang digagas anak muda. Salah satunya adalah komunitas Kelas Puisi. Komunitas yang terbentuk pada 25 November 2016 ini dibentuk atas dasar kecintaan terhadap puisi dan ingin memiliki wadah bagi para pecinta puisi lainnya untuk belajar, saling berdiskusi juga menikmati hasil karya puisi masing-masing. Baca: Hari Mendongeng Sedunia, Aksi Samsudin Jalan Jakarta-Indramayu

Kelas Puisi juga menawarkan suasana yang berbeda dengan komunitas puisi lainnya, dimana umumnya hanya saling menampilkan puisi karya tiap anggotanya. Dalam Kelas Puisi juga mengajarkan bagaimana membedah sebuah puisi dari berbagai macam cara, mulai dari teori-teori terkait puisi sampai mengolah dan meleburkan perasaan ke dalam puisi.

Salah satu anggota komunitas Kelas Puisi, Hazana Itriya, kepada TEMPO.CO mengungkapkan alasan dirinya menyukai puisi sampai ikut ke dalam sebuah komunitas, “Puisi membuat saya tetap waras di tengah hidup yang gila ini. Meski sesekali puisi juga bikin saya gila dengan kejutan-kejutannya. Bukan cuma suka, saya udah cinta.”

Menanggapi eksistensi puisi di kalangan anak muda zaman sekarang, perempuan yang akrab disapa Riri ini mengungkapkan bahwa beberapa penyair muda mulai memperlihatkan kematangan dalam berbagai aspek yang memang baku di dunia puisi, “Sebutlah ada Abinaya yang masih di SD tapi puisi-puisinya sudah bisa menyaingi penyair yang umurnya jauh di atas dia.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Riri melanjutkan, memang lebih banyak yang belum mampu untuk mencapai ranah puisi yang bisa dikatakan matang. Masih banyak yang menganggap puisi hanya sekadar untuk curahan hati, “Itu malah biasa disebut prosa, bukan puisi,” kata perempuan yang mengagumi Chairil Anwar sebagai salah satu penyair kesukaannya. Baca juga: Waspada Dapat Kado dari Pengidap Narsis, Simak 10 Tandanya

Saat ini, eksistensi puisi dianggap kembali bangkit setelah sekian lama hanya dianggap sebagai wadah tempat curahan hati semata, “Sebagian orang bahkan bilang puisi sebagai bacaan absurd, itu karena mereka belum mampu menyelami kedalaman puisi yang dibaca.” Dengan variasi cara yang diupayakan para penulis untuk melestarikan esensi puisi, Riri yakin bahwa puisi masih akan terus digemari anak muda. Hal itu bisa dilihat dari bertambah luasnya virus membaca, khususnya di kalangan anak muda zaman sekarang.

Secara keseluruhan, menurut Riri, puisi tidak akan pernah ketinggalan jaman, sebab puisi sendiri terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan keadaan zaman. “Bahkan nih ya, penyair sesepuh Pak Sapardi dan Pak Sutardji aja karyanya itu tak lekang waktu, jadi masih akan bisa dinikmati sama anak muda di tiap generasinya.”

Harapan Riri bagi para generasi muda terhadap dunia puisi adalah untuk terus menulis. Dan yang tidak kalah penting adalah perbanyak membaca, “Kita nggak akan pernah tahu tulisan mana yang mampu menggerakkan hati orang saat membaca puisi kita.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

36 hari lalu

Penyair Gus Jur Mahesa membaca puisi dalam aksi Jokowi Offside di Cikapundung River Spot, Bandung, Jawa Barat, 7 November 2023. Aksi yang dihadiri akademisi, praktisi seni budaya, dan mahasiswa, bersama Forum Masyarakat Sipil Jawa Barat, melakukan aksi tiup peluit sebagai simbol menentang intervensi dan kolusi Presiden Jokowi terkait putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi. TEMPO/Prima mulia
Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

UNESCO menyebut bahwa tujuan dari diadakannya Hari Puisi Sedunia adalah untuk mempromosikan pembacaan, penulisan, penerbitan, dan pengajaran puisi.


Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

36 hari lalu

Aktor Koutaro Kakimoto (kiri), Velove Vexia, dan sutradara Hestu Saputra dalam Meet and Greet Film Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film ini bercerita tentang kisah cinta dosen bernama Pingkan (Velove Vexia), dengan sang kekasih Sarwono (Adipati Dolken). Tempo/ Fakhri Hermansyah
Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.


Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

36 hari lalu

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

Sastrawan Sapardi Djoko Damono lahir di Kampung Baturono, Solo, 20 Maret 1940. Berikut kiprah sang pujangga.


5 Contoh Sajak Sunda yang Bisa Dijadikan Inspirasi

4 Desember 2023

Karya sajak juga tersedia dalam bahasa Sunda. Berikut ini 5 sajak sunda dengan makna yang mendalam dan bisa dijadikan inspirasi. Foto: Canva
5 Contoh Sajak Sunda yang Bisa Dijadikan Inspirasi

Karya sajak juga tersedia dalam bahasa Sunda. Berikut ini 5 sajak sunda dengan makna yang mendalam dan bisa dijadikan inspirasi.


Gaung Puisi di Pekan Budaya di Banda Aceh

16 November 2023

Salah satu pembaca puisi di stan Majelis Seniman Aceh di arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Senin malam, 6 November 2023. PKA 8 berlangsung pada 4-12 November 2023. Foto: TEMPO| Mustafa Ismail.
Gaung Puisi di Pekan Budaya di Banda Aceh

Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) pada 4-12 November 2023 menghadirkan aneka sajian seni dan budaya. Seniman menggelar pentas puisi untuk Palestina.


Puisi Palestina Saudaraku Karya Menlu Retno Marsudi Saat Aksi Bela Palestina

7 November 2023

Wawancara Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. Tempo/Tony Hartawan
Puisi Palestina Saudaraku Karya Menlu Retno Marsudi Saat Aksi Bela Palestina

Momen emosional Menlu Retno Marsudi bacakan puisi berjudul Palestina Saudaraku di depan ribuan massa dalam Aksi Bela Palestina di Monas, Ahad lalu.


Contoh Majas Alegori dalam Bahasa Indonesia yang Harus Dipahami

6 November 2023

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, terdapat majas alegori. Contoh majas alegori banyak ditemukan di beberapa karya sastra, seperti novel. Foto: Canva
Contoh Majas Alegori dalam Bahasa Indonesia yang Harus Dipahami

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, terdapat majas alegori. Contoh majas alegori banyak ditemukan di beberapa karya sastra, seperti novel.


Gus Mus Baca Puisi di Solo, Sebelum Mulai Ajak Penonton Doakan Palestina

2 November 2023

Penyair yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh Rembang, Jateng, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) membacakan puisi saat acara 'Doa untuk Palestina' di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 24 Agustus 2017. ANTARA FOTO
Gus Mus Baca Puisi di Solo, Sebelum Mulai Ajak Penonton Doakan Palestina

Dalam acara Gelar Sastra Jawa 2023, Gus Mus mengajak penonton untuk mendoakan Palestina sebelum membaca puisi-puisi karyanya dari berbagai zaman.


Lidya, Peraih Beasiswa Indonesia Maju Kuliah ke Belanda Berkat Karya Puisi

24 Oktober 2023

Ilustrasi beasiswa. Shutterstock.com
Lidya, Peraih Beasiswa Indonesia Maju Kuliah ke Belanda Berkat Karya Puisi

Lidya kini tengah menjalani studi di Wageningen University and Research Belanda berkat Beasiswa Indonesia Maju.


20 Contoh Puisi tentang Pendidikan untuk Tugas Sekolah

13 Agustus 2023

Pameran Puisi Kertas & Refleksi sejak 1 Maret hingga 24 Juli 2022. (Dok.Pameran)
20 Contoh Puisi tentang Pendidikan untuk Tugas Sekolah

Puisi adalah sebuah karya sastra yang dibangun oleh larik dan bait, serta memiliki rima dan irama.