TEMPO.CO, Jakarta - Influenza biasanya dianggap sebagai penyakit ringan. Alhasil, banyak orang yang terkadang menyepelekan penyakit ini. Padahal, menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO) diperkirakan hingga 500.000 kematian akibat influenza terjadi setiap tahunnya.
Influenza sendiri merupakan penyakit saluran nafas akut yang mudah menular yang disebabkan oleh virus influenza. Virus ini menular dengan sangat mudah melalui udara (aerosol) dan percikan ludah (droplet) dari seseorang yang infeksius. Virus ini bahkan dapat menginfeksi siapa saja, baik dalam kondisi sehat maupun dalam kondisi kesehatan yang menurun.
Baca Juga:
Baca: Ini Alasan Kenapa Virus Influenza Berbahaya pada Atlet
Gejala influenza sering disamakan dengan selesma yakni infeksi virus pada sistem pernapasan yang memiliki gejala yang lebih ringan dari flu dan tidak mengarah pada komplikasi penyakit yang lebih parah, di mana tubuh mengalami demam, sakit kepala, lemas, batuk, bersin-bersin, pilek dan pegal. Yang membedakan adalah lama gejala yang dirasakan penderitanya. "Pada influenza, bisa terjadi sendi sakit. Influenza juga bisa lemah sampai satu bulan, kalau selesma tidak selalu lemah masih bisa bekerja. Tapi kalau influenza bisa terbaring 5-10 hari," ujar Iris Rengganis, saat ditemui di Wisma Kemenpora, Jakarta Pusat, Senin 16 Juli 2018.
Baca: Pilek Biasa dan Influenza Memiliki Perbedaan, Apa Saja?
Untuk mencegah influenza, bisa melakukan vaksin influenza setiap tahun sebagai pencegahan primer. Namun, selain vaksin dapat pula melakukan pencegahan sekunder. "Pencegahan tetap vaksinasi influenza, pencegahan primer. Yang lain sekundernya, pakai masker, cuci tangan yang bersih, vitamin terutama vitamin C. Itu sehari-hari yang harus dilakukan," kata Iris Rengganis.