TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, kecenderungan bertransaksi menggunakan kartu kredit dan debet meninggi. Ini bisa dilihat dari ketersediaan mesin pembayaran nontunai di hampir setiap tempat perbelanjaan dan restoran.
Baca juga: Banyak Manfaat Disiplin Membayar Tagihan Kartu Kredit, Apa Saja?
Penggunaan aplikasi pembayaran daring dan uang elektronik pun semakin populer dalam dua tahun terakhir. Pembelian tiket transportasi umum seperti kereta api, bus Transjakarta, dan pembayaran tol sudah menggunakan e-money.
Fakta bahwa kereta api dan bus Transjakarta bukan moda transportasi yang digunakan masyarakat kelas atas menandakan bahwa e-money sudah akrab di berbagai kelas masyarakat.
Ilustrasi belanja online. Shutterstock
Menurut nasdaq.com, di mata milenial membawa uang tunai dinilai bukan cara yang aman mengingat potensi kehilangan atau kecopetan sangat tinggi. Membawa uang tunai juga bukan cara terbaik untuk mencatat pengeluaran, membeli tiket, dan jual beli daring.
Alasan lain meningkatnya kecenderungan melakukan transaksi nontunai, kecanggihan dan keamanan alat pembayaran nontunai. Selain itu, keuntungan yang ditawarkan aplikasi pembayaran daring sangat menggiurkan dari uang kembali hingga 30 persen, diskon khusus, dan poin yang bisa digunakan untuk berbelanja kembali.
Baca juga: Ditjen Pajak Incar Data Nasabah Kartu Kredit
Generasi milenial tidak hanya sedang mempersiapkan masa depan tanpa kertas, tapi menuju era uang digital. Era ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena faktanya masih banyak hal yang membutuhkan sistem pembayaran tunai.
Masih ada pula yang menganggap pembayaran tunai lebih menguntungkan karena tidak ada biaya transaksi atau biaya administrasi untuk transaksi antar-bank. Bagaimana dengan Anda, sudah siapkah memasuki era nontunai?
