TEMPO.CO, Jakarta - Rokok menjadi biang keladi di balik penyakit kelas berat yang menimpa pasien. Asap rokok tidak hanya mengendap di paru-paru. Sebagian asap dari lintingan tembakau yang terbakar ternyata menyelinap ke lambung. Apa yang kemudian terjadi?
Baca: Vapers atau Asosiasi Rokok Elektrik Menuntut 3 Hal Ini
Yang menyelinap ke lambung adalah bahan-bahan polutan pemicu iritasi. Efek samping lainnya yakni, sehabis merokok seseorang merasa kenyang lalu porsi makan berkurang. Akibatnya, asupan gizi harian mereka relatif lebih rendah dari mereka yang tidak merokok.
“Dalam rokok, terdapat banyak polutan misalnya benzena dan tar. Keduanya merangsang iritasi lambung yang menyebabkan sel-sel lambung memproduksi asam berlebih. Naiknya asam lambung memicu komplikasi berupa nyeri di dada dan rasa takut yang hebat. Rokok secara langsung juga merusak esofagus,” terang Ketua Perhimpunan Gastrologi Indonesia Cabang Jakarta, dr. Agastya Wisnu W, SpPD kepada Bintang, di Jakarta, minggu lalu.
Ia menerangkan, lambung menyerupai balon. Ketika banyak gas dan asap masuk, ia akan mengembung. Gas dan asap rokok yang terhirup memicu pembengkakan lambung.
Baca: 'Baby Smoker' Asal Sukabumi Tahu Rokok dengan Cara Ini
Saat lambung mengembung, risiko terkena penyakit Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) meninggi. Penyakit ini, kata Wisnu, tidak membahayakan jiwa. Namun faktanya, sebagian besar pasien cemas dan takut mengingat gejalanya terasa sangat menyakitkan. Masih ragu dengan bahaya rokok?