TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis sosial Ratna Sarumpaet, 69 tahun, membuat geger pekan lalu. Mengaku dipukuli orang, ternyata ia menjalani operasi plastik. Foto-foto yang menunjukkan wajah Ratna Sarumpaet terlihat memar dan bengkak itu tersebar di media sosial dan menjadi viral. Ia mengaku telah berbohong. Yang sebenarnya terjadi bukanlah penganiayaan, melainkan operasi sedot lemak sehingga menyebabkan memar dan bengkak pada wajahnya.
Baca: Kontroversi Kasus Ratna Sarumpaet Belum Berakhir
Dokter spesialis bedah plastik Theddeus Octavianus Hari Prasetyono mengatakan operasi sedot lemak atau liposuction memiliki risiko lebih besar untuk pasien yang berusia lanjut, seperti Ratna, dibanding yang masih muda, karena faktor degeneratif. Theddeus mencontohkan, pasien berusia lanjut yang sudah mengkonsumsi obat pengencer darah ada kemungkinan mengalami perdarahan pada saat operasi dan pasca-operasi. Ada juga kemungkinan gangguan pada penyembuhan luka operasi.
"Ini juga bisa terjadi di operasi lainnya, hanya risikonya meningkat pada mereka yang berusia lanjut," katanya kepada Tempo, 4 Oktober 2018.
Pada umumnya, kata Theddeus, pasien yang akan menjalani operasi sedot lemak harus melakukan serangkaian tes, seperti pemeriksaan laboratorium, pengecekan fungsi jantung, pengecekan fungsi paru-paru dan juga ginjal. Ia menambahkan, calon pasien juga diimbau untuk tidak merokok, setidaknya selama dua minggu sebelum operasi. Jika hal itu tidak dilakukan, risiko terjadi komplikasi akan semakin besar.
Bagi Theddeus, pasien haruslah berkonsultasi dengan dokter yang akan menanganinya. Ia bahkan menyatakan tidak mungkin seorang yang berniat menjalani sedot lemak bisa segera disetujui untuk melakukannya dalam sesi konsultasi yang pertama. Ia berujar, ada sejumlah tahapan evaluasi yang harus dilewati.
Menurut dia, masyarakat harus memahami operasi sedot lemak dilakukan untuk membantu seseorang memperoleh lekuk tubuh yang lebih baik. Hal inilah yang kadang sering disalahartikan sebagai cara mengatasi kegemukan. "Bisa saja, tapi tidak ideal," kata dia.
Theddeus menjelaskan, pasien bisa segera pulang jika operasi sudah selesai dilakukan. Kendati begitu, pasien harus memakai pakaian khusus yang memberikan efek tekanan atau yang disebut pressure garment. Pakaian tersebut dipakai dalam masa-masa penyembuhan awal, yaitu selama tiga pekan. "Tapi, kalau mau mandi, bisa dilepas."
Baca: Ingrid Kansil Jelaskan Soal Foto Dukungan untuk Ratna Sarumpaet
Dokter spesialis kulit dan kelamin Laksmi Duarsa mengatakan operasi sedot lemak yang dilakukan di bagian tubuh mana saja akan menghasilkan efek yang sama sesudahnya. Efek itu berupa nyeri, lebam, dan bengkak selama 4-5 hari atau terkadang bisa sampai 2-3 pekan.
KORAN TEMPO