TEMPO.CO, Jakarta - Pria dan wanita memang ditakdirkan berbeda. Secara fisik dan biologis, ukuran jantung dan paru-paru laki-laki lebih besar ketimbang perempuan, begitu juga dengan massa otot pria yang lebih banyak, plus beberapa faktor biologis, seperti produksi hormon yang berbeda.
Baca: Meghan Markle Fokus Membantu Wanita di Negara Berkembang
"Hal inilah yang membuat dalam olahraga, laki-laki dan perempuan tidak bisa disatukan dalam kategori yang sama," ujar Andri Yanto, pelatih lari asal Jakarta yang sudah belasan tahun malang melintang di dunia olahraga.
Secara hormon, kata Andri, laki-laki memproduksi testosteron yang mendukung kekuatan tubuh. Sedangkan perempuan memproduksi estrogen yang mendorong produksi lemak tubuh.
"Jangan dilupakan juga, perempuan punya siklus haid bulanan." Hal ini membuat perempuan cenderung mengalami defisiensi zat besi dan vitamin D. Padahal hal itu penting untuk kekuatan tulang. Zat besi dan vitamin D juga mencegah cedera dan menghambat timbulnya keletihan.
Namun, Andri menegaskan, aneka faktor itu tak berarti membuat perempuan inferior ketimbang laki-laki di bidang olahraga. Sudah tak terhitung Andri menangani klien perempuan yang kemampuan fisiknya lebih baik dan superior ketimbang klien lainnya yang laki-laki.
Baca: Tips Buat Wanita Tunanetra yang Ingin Belajar Makeup
Cara untuk mengukur kemampuan itu sederhana: catatan waktu saat mengikuti maraton. "Klien perempuan saya ada yang punya catatan waktu maraton 3 jam 51 menit. Sementara tak sedikit klien laki-laki yang catatan waktunya di atas 4 jam."