TEMPO.CO, Jakarta - Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang ditakuti banyak orang. Sering kali penyakit ini sulit disembuhkan karena baru diketahui ketika kondisinya sudah stadium lanjut. Itu terjadi karena sebagian gejala kanker tidak spesifik sehingga sulit dikenali. Tapi, kini ada mesin dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang mampu mengenali gejala penyakit itu.
Baca juga: Makanan Organik Menurunkan Risiko Kanker? Ini Penelitiannya
Sekelompok peneliti dari Centre for Vision, Speech and Signal Processing (CVSSP) di University of Surrey menciptakan dua model pembelajaran yang dapat memprediksi tingkat keparahan dari tiga gejala umum yang dihadapi pasien kanker, yaitu depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Ketiga gejala tersebut menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien kanker.
Para peneliti menganalisis data yang ada dari gejala yang dialami oleh pasien kanker menggunakan x-ray computed tomography (CT). Tim menggunakan periode waktu yang berbeda untuk menguji apakah algoritma mesin pembelajaran mampu secara akurat memprediksi jika gejala muncul. Hasilnya, gejala yang dilaporkan sangat mirip dengan yang ditemukan mesin pembelajaran.
Hasil penelitian yang dimuat di jurnal PLOS One ini merupakan kolaborasi antara University of Surrey dan University of California di San Francisco (UCSF). Penelitian UCSF ini dipimpin oleh Profesor Christine Miaskowski.
Payam Barnaghi, Profesor Machine Intelligence di University of Surrey, mengatakan, hasil penelitian ini sangat menarik. Ini menunjukkan bahwa ada peluang bagi mesin pembelajaran itu untuk membantu kehidupan penderita kanker. “Temuan ini dapat membantu dokter mengidentifikasi pasien berisiko tinggi, membantu dan mendukung mengurangi gejala yang dirasakan pasien, dan secara pre-emptive merencanakan cara untuk mengelola gejala tersebut dan meningkatkan kualitas hidup pasien,” kata Payam Barnaghi, seperti dikutip Science Daily, Selasa, 2 Januari 2019.
Baca juga: Tilik 15 Gejala Kanker yang Biasa Terjadi pada Pria
SCIENCE DAILY