TEMPO.CO, Jakarta - Karena harganya yang bilang murah, banyak orang lebih memilih membeli barang bekas dibandingkan dengan barang baru. Namun, ternyata tidak semua barang bekas direkomendasikan untuk Anda beli. Hal ini dikaitkan dengan alasan kesehatan dan keamanan.
Baca: 7 Manfaat Kesehatan di Balik Nikmatnya Secangkir Teh Jahe
Dilansir dari WebMD dan Readers Digest, berikut adalah empat benda yang harus Anda hindari saat akan membeli barang bekas.
1. Vacuum cleaner
Hindari membeli alat pengisap debu serta kotoran di lantai dan karpet ini. Sebab, vacuum cleaner bekas biasanya menyimpan banyak kotoran. Tak semua bakteri dan kuman yang ada di dalam vacuum cleaner dapat dibersihkan. Jika Anda tetap memaksa untuk membelinya, dikhawatirkan virusnya akan terbawa hingga rumah Anda.
2. Parfum dan makeup
Informasi ini mungkin akan mengejutkan bagi Anda, namun parfum dan makeup juga memiliki tanggal kedaluwarsa. Sayangnya, tak semua merek parfum dan make up menuliskan masa berlaku produk mereka. Untuk menghindarkan kulit Anda dari zat-zat yang mungkin berbahaya, sebaiknya hindari membeli parfum dan makeup bekas.
3. Kereta dorong untuk bayi
Kereta dorong untuk bayi memang dikenal sangat mahal. Khususnya jika material yang digunakan adalah bahan pilihan. Meski demikian, sebaiknya urungkan niat Anda untuk membeli kereta dorong bekas meskipun harganya lebih murah. Sebab, Anda tidak tahu bagaimana pemakai sebelumnya menggunakan kereta dorong tersebut. Bisa jadi terdapat bekas muntahan bayi dan hal lainnya yang menurunkan tingkat higienisnya.
4. Pakaian dalam
Sangat wajar jika Anda memilih untuk membeli baju bekas, tapi jangan sekali kali membeli pakaian dalam bekas. Dalam bekas ini bisa berupa celana dalam, boxer, dan bra. Sebab, barang-barang ini akan sangat dekat dengan alat vital Anda. Selain barang personal, pakaian dalam juga akan memungkinkan Anda untuk mendapatkan penyakit seperti infeksi genital bila pengguna sebelumnya memiliki gaya hidup yang kurang bersih.
Baca: Mau Beralih Coba Menstrual Cup, Pahami Risiko Kesehatannya
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | WEBMD | READERSDIGEST
