Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemarau Tiba, Waspadai Diare, Batuk dan Penyakit Ini

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Warga menggunakan masker untuk menghindari paparan asap kebakaran hutan dan lahan di Kota Dumai, Dumai, Riau, Jumat 15 Februari 2019. Otoritas kesehatan  di Kota Dumai menyebutkan pada pekan ini sebanyak 215 kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), gangguan mata dan kulit pada pasien terjadi akibat terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang dilaporkan oleh sejumlah pusat kesehatan masyarakat. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Warga menggunakan masker untuk menghindari paparan asap kebakaran hutan dan lahan di Kota Dumai, Dumai, Riau, Jumat 15 Februari 2019. Otoritas kesehatan di Kota Dumai menyebutkan pada pekan ini sebanyak 215 kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), gangguan mata dan kulit pada pasien terjadi akibat terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang dilaporkan oleh sejumlah pusat kesehatan masyarakat. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Ada sederet masalah kesehatan yang perlu Anda waspadai saat kemarau tiba. Tindakan pencegahan menjadi hal penting agar Anda tak perlu mengalami berbagai penyakit ini. Berikut ulasan singkatnya seperti dirangkum dari berbagai sumber:

Baca: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Dikonsumsi Pria Setiap Hari

1. Batuk
Seperti dilansir Healthline, batuk merupakan reaksi umum membersihkan mukus tenggorokan atau iritan yang masuk salah satunya melalui udara. Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Wahyuni Indawati pernah mengatakan, perubahan cuaca, debu, bulu binatang, kapuk dan makanan jadi pencetus batuk.

Pada kasus yang lebih serius, batuk bisa disebabkan infeksi virus influenza pada saluran pernapasan, asma dan penyakit refluks gastroesofagus, yang menyebabkan batuk menetap. Kondisi ini disebut akut jika berlangsung kurang dari tiga pekan dan berubah menjadi kronis bila terjadi lebih dari delapan pekan, bahkan dicurigai tanda kanker paru.

Perkuat daya tahan tubuh dan sebaiknya hindari faktor pencetus agar tak terkena batuk. Jika sudah terlanjur terkena batuk, jaga tubuh tetap terhidrasi, tinggikan posisi bantal saat tidur, berkumur menggunakan air hangat plus garam secara rutin untuk meredakan tenggorokan dan tambahkan madu atau jahe pada teh hangat untuk melancarkan saluran napas.

2. Influenza
Penyakit yang disebabkan virus influenza ini salah satunya bisa menular melalui udara dan bisa menyerang kapan saja termasuk saat kemarau. Memperkuat daya tahan tubuh, menerapkan perilaku hidup bersih sehat seperti mencuci tangan dan vaksinasi, menjadi cara mencegah terkena influenza. Influenza tak bisa dianggap sepele karena bisa memicu komplikasi seperti pneumonia dan serangan jantung.

3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Paparan debu yang cenderung meningkat saat kemarau bisa menyebabkan saluran pernapasan mengalami penyempitan dan produksi lendir meningkat dan peradangan, kata dokter spesialis telinga hidung tenggorokan dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, Herlina Ida Haryaningsih.

Jika sudah begini, penderita akan sulit bernapas dan terjadilah infeksi saluran pernapasan, salah satunya ISPA. Sejumlah gejala ISPA yang bisa Anda waspadai antara lain, hidung tersumbat, paru-paru terasa terhambat, batuk, tenggorokan sakit, kerap merasa lelah dan tubuh sakit. ISPA rentan pada mereka yang daya tahan tubuhnya rendah. Konsumsi buah dan sayur bisa menjadi upaya memperkuat sistem imun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pencegahan ISPA juga bisa melalui penggunaan masker untuk mengurangi dampak terhisapnya debu dan menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) seperti mencuci tangan, makan teratur dan mencuci makanan.

4. Dehidrasi
Ahli biologi dari George Washington University di Washington, DC, Randall Packer seperti dilansir LiveScience mengatakan cuaca menjadi salah satu yang menentukan berapa lama seseorang bertahan tanpa air. Menurut dia, di lingkungan yang sangat panas orang dewasa bisa kehilangan keringat 1-3,2 liter keringat dalam satu jam dan berisiko mengalami dehidrasi. Gejala dehidrasi antara lain kelelahan, kram kaki atau perut, sembelit, mulut kering, sakit kepala dan bingung.

Ahli kesehatan di Indonesia kebanyakan menyarankan setidaknya minum delapan gelas air putih untuk mencegah dehidrasi. Namun, ilmuwan nutrisi Dr Matthew Lantz Blaylock menyarankan orang-orang mengonsumsi air hingga 12 gelas per hari, karena iklim tropis di tanah air. Selain itu, kurangi minuman mengandung banyak gula karena bisa menyebabkan seseorang kehilangan lebih banyak cairan tubuh. Lalu, sebisa mungkin hindari konsumsi makanan panas dan pedas karena bisa menambah panas ke tubuh.

5. Diare
Diare bisa menjadi pertanda seseorang mengalami heat stroke dan kepanasan parah (heat exhaustion) akibat cuaca panas. Agar kondisi ini tak terjadi, gunakan tabir surya, jaga tubuh tetap terhidrasi, hindari minuman mengandung kafein karena bisa membuat Anda kehilangan lebih banyak cairan, seperti dilansir laman WebMD.

Baca: Kanker Prostat Bisa Diketahui 5 Tahun Lebih Cepat dengan Tes Ini

Jika Anda mengalaminya, carilah tempat yang lebih sejuk dan berdiam di sana beberapa saat. Lalu, minum banyak air untuk mengganti kehilangan garam tubuh. Sementara waktu hindari minuman mengandung kafein karena bisa memperburuk keadaan. Ahli kesehatan mengungkapkan, diare saat kemarau juga bisa terjadi karena debu mengandung bakteri, virus menyebar dan masuk pada sumber maupun wadah penampungan air, juga makanan. Sebaiknya tutup penampungan air dan makanan untuk mengurangi risiko terkena diare.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

1 hari lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.


Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

1 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

2 hari lalu

Petani beraktivitas di sawah kawasan Majalengka, Jawa Barat, Senin, 20 November 2023. Kesulitan air di daerah tersebut mulai dirasakan sejak Juni 2023 hingga saat ini. Akibat musim kemarau, petani mengaliri sawah menggunakan pompa dari sumur yang airnya terbatas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.


BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

4 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) memantau monitor prakiraan cuaca wilayah Jakarta dan sekitarnya di gedung BMKG, Jakarta. TEMPO/Subekti
BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.


Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

4 hari lalu

Tasya Kamila dan Randi Bachtiar bersama dua anaknya merayakan Lebaran 2023 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Foto: Instagram/@tasyakamila
Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

Tasya Kamila punya kiat sendiri untuk mengatasi batuk pilek pada anak-anaknya di rumah yang dapat ditiru oleh orang tua lainnya.


Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

18 hari lalu

Ilustrasi mudik bersama anak dengan sepeda motor. ANTARA
Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?


Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

22 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.


Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

23 hari lalu

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.


Kenali Gejala Flu Singapura, Mudah Tertular pada Anak Melalui Batuk

24 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kenali Gejala Flu Singapura, Mudah Tertular pada Anak Melalui Batuk

Flu Singapura yang mudah menular pada anak usia di bawah lima tahun. Orang tua perlu waspadai gejalanya.