TEMPO.CO, Jakarta - Para pengguna aplikasi kencan daring harus menghadapi ejekan tidak menyenangkan. Mereka dianggap sebagai orang yang "tidak laku" karena mencari teman kencan bahkan pasangan hidup melalui bantuan aplikasi. Namun cemooh itu tak menyurutkan niat mereka terus memakai aplikasi tersebut.
Elok Rizkiwardhani, misalnya. Ia pernah diejek teman kantor, terutama mereka yang sudah menikah. Padahal, ia tahu beberapa teman kantornya juga mengakses aplikasi itu tapi enggan mengakuinya secara terbuka. "Gue juga ketemu pasangan dia di Tinder," katanya saat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis lalu. Tinder adalah salah satu aplikasi kencan.
Menurut Elok, pemakaian aplikasi kencan di lingkungan terdekatnya cukup lumrah. Suatu ketika, ia dan ketiga temannya bahkan mendapatkan match dengan seorang laki-laki yang sama dalam waktu berdekatan. Mereka pun iseng mengajak berbincang laki-laki itu secara serempak demi memastikan akun tersebut asli. Salah satu di antara mereka kemudian mengajak bertemu lelaki itu, tapi Elok dan kawan-kawannya datang bersamaan. "Dia malu sekali. Setelah itu, kontak kami semua dia blok," kata Elok.
Supriyani, 28 tahun, juga menuturkan bahwa teman-temannya pun menggunakan aplikasi kencan daring, tapi sebagian masih malu-malu mengakuinya. Sejumlah temannya itu baru mau terbuka kepadanya ketika ia bercerita mengenai dia dan suaminya. "Mungkin takut dikira enggak laku," ucapnya saat ditemui di Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin lalu.
Menjelang Yani-sapaan akrab Supriyani-dan suaminya menikah, ia pun menceritakan riwayat pertemuan mereka kepada keluarga. Keluarga mereka terkejut dan menganggap pertemuan keduanya tak lazim. Tapi Yani tak menutupi cerita itu di depan keluarga. "Kalau suami saya bilangnya dikenalkan sama teman ke keluarganya," ujarnya.
KORAN TEMPO