TEMPO.CO, Jakarta - Kita mungkin sering berpikir efek depresi pada pria dan wanita sama. Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Frontiers in Psychiatry mementahkan anggapan tersebut. Menurut penelitian itu, dampak depresi pada perempuan dan laki-laki berbeda.
Penelitian tersebut didasarkan pada pengamatan terhadap remaja putra dan putri yang pernah mengalami depresi dan perawatan khusus yang diberikan berdasar jenis kelamin yang ternyata manjur. Seperti dilansir India Times, efek depresi pada aktivitas otak remaja putra dan putri ternyata tidak sama di beberapa bagian otak.
Baca Juga:
Pada usia 15 tahun, anak perempuan yang mengalami depresi dua kali lipat dibanding lawan jenis. Alasannya beragam, termasuk masalah citra tubuh, fluktuasi hormon, dan faktor keturunan, di mana anak perempuan lebih berisiko mewarisi riwayat depresi. Perbedaan efek depresi antargender bukan hanya soal risiko tapi juga bagaimana dampak psikologisnya.
Ilustrasi depresi. Shutterstock
“Depresi pada laki-laki lebih awet sedangkan pada perempuan cenderung terjadi berulang tapi tak lama. Dibandingkan pada perempuan, laki-laki yang menderita depresi konsenkuensinya lebih serius, seperti melakukan kekerasan dan bunuh diri,” jelas Chuang Jie-Yu, peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris.
Chuang dan rekan-rekannya pun lebih termotivasi untuk menyelidiki perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang depresi. Mereka pun meneliti para sukarelawan berumur 11-18 tahun, terdiri dari 82 perempuan dan 24 laki-laki yang pernah depresi, serta 24 perempuan dan 10 laki-laki yang sehat.
Otak para remaja itu pun diperiksa dengan alat pencitra resonansi magnetik (MRI), apakah sedang senang, sedih, atau biasa saja dengan cara merespon kata-kata yang muncul. Hasilnya adalah aktivitas yang berbeda di bagian-bagian otak tertentu pada laki-laki dan perempuan. Bersama rekan-rekannya, Chuang berniat untuk memperdalam penelitian soal dampak depresi pada pria dan wanita ini untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.