TEMPO.CO, Jakarta - Film Joker telah tayang di seluruh bioskop Tanah Air sejak 2 Oktober 2019. Film yang dibintangi Joaquin Phoenix dan digarap oleh DC Comics ini dinilai sangat kontroversial dan tidak disarankan untuk ditonton anak-anak.
Dokter spesialis kesehatan jiwa Heriani mengatakan bahwa film Joker sangat tidak cocok ditonton oleh anak-anak. “Apalagi yang usianya 5 tahun ke bawah ya,” katanya dalam acara Prevent Suicide by Loving Yourself di Jakarta pada 9 Oktober 2019.
Heriani menjelaskan, jalan cerita film Joker sangat tidak baik untuk anak-anak. Sebab, sepanjang cerita menunjukan tentang kekerasan. “Saya tidak mau spoiler. Tapi kalau nonton dari trailernya saja, bisa dilihat Joker sering dipukuli dan mengalami banyak pelanggaran fisik,” katanya.
Bagi Heriani anak, khususnya di bawah usia lima tahun sedang senang menirukan apa yang dilihat. Tentu, ini bisa membahayakan daya pikir anak jika dipengaruhi dengan visualisasi yang salah. “Otak anak bisa diisi dengan konten negatif. Orang tua pasti tidak ingin memiliki anak dengan pemikiran tentang membunuh, memukul dan sebagainya kan?,” katanya.
Dari segi mencontoh juga, Heriani mengatakan bahwa anak tidak bisa mencerna apa yang baik dan salah. Walaupun diberi penjelasan dan pengetahuan tentang apa yang dilihat, ini tidak akan berpengaruh banyak dalam mencontoh adegan negatif. “Orang tua bisa saja menjelaskan kalau suka menjahili orang baik, nanti orangnya tidak baik lagi. Tapi anak-anak lebih cepat tanggap dengan yang dilihat, bukan didengar,” katanya.
Heriani lantas menghimbau agar orang tua tidak mengajak anak menonton film Joker. “Kalau sudah terlanjur masuk bioskop, langsung keluar. Tidak masalah buang uang, daripada membuang pikiran positif anak?,” katanya.