TEMPO.CO, Jakarta - Hadirnya virus corona penyebab pneumonia dari Wuhan, Cina, masih menjadi perbincangan hangat. Penyakit yang awalnya terjadi pada akhir Desember 2019 itu kini telah menyebar ke berbagai negara di dunia dan menjangkiti lebih dari 20 ribu orang.
Banyak pula orang yang bertanya-tanya tentang perbedaannya dengan pneumonia biasa. Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan Erlina Burhan mengatakan bahwa memang pneumonia biasa dan pneumonia yang disebabkan oleh virus corona sama-sama memiliki gejala yang sama.
Gejala tersebut termasuk demam, infeksi saluran pernapasan dengan tambahan batuk kering dan pilek hingga sesak nafas. Namun yang membedakan adalah tambahan gejala berupa kunjungan ke negara wabah. “Kalau virus corona, pneumonianya terjadi karena ada riwayat perjalanan ke Cina. Kalau pneumonia biasa tidak ke sana juga bisa mengalami penyakit ini,” katanya dalam acara Media Briefing di Jakarta pada Kamis, 6 Februari 2020.
Selain gejala, perbedaan lainnya dapat dilihat dari sumber virus yang menyebabkan pneumonia. Menurut Erlina, pneumonia biasa akan dialami akibat masuknya virus streptococcus, staphylococcus, dan legionella. Sedangkan pneumonia yang sedang mewabah saat ini disebabkan oleh virus baru. “Virusnya ya novel coronavirus (nCov) itu,” katanya.
Dari segi penyembuhan, Erlina juga menjelaskan bahwa pneumonia biasa dapat diatasi dengan vaksinasi. Beberapa vaksin yang terkenal itu termasuk vaksin pneumokokus (PCV atau PPSV23), dan vaksin HIB. Sedangkan untuk pneumonia akibat virus corona belum memiliki vaksin khusus. “Karena dia virus yang baru ditemui, belum ada vaksin yang bisa diberikan. Tapi dia sebenarnya bisa sembuh sendiri tanpa obat,” katanya.