TEMPO.CO, Jakarta - Di awal-awal pertemuan dan berpacaran, Anda merasakan gejolak jatuh cinta pada pasangan. Segala hal di dunia terasa baru. Anda pun berusaha memperlihatkan sifat terbaik pada dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, penerimaan kekurangan pasangan penting untuk menjaga relasi. Apa perbedaan jatuh cinta dengan mencintai?
Saat jatuh cinta, kita umumnya merasakan perasaan yang intens yang biasanya muncul di awal-awal hubungan romantis. Berikut ini yang mungkin Anda alami, saat jatuh cinta dengan pasangan:
1. Merasa berenergi saat bersamanya
Mungkin tak pernah kita sadari, namun ada sains di balik jatuh cinta. Jatuh cinta melibatkan banyak hormon yang membalut diri dengan berbagai jenis perasaan, dan membuat perasaan tersebut naik turun.
Misalnya, kita mengalami peningkatan kadar senyawa dopamin dan norepinefrin. Peningkatan kadar senyawa ini berujung pada rasa senang, gugup yang menyenangkan dan euforia.
Hormon lain juga berperan dalam proses ini, seperti penurunan kadar serotonin yang membuat kita memiliki hasrat serta testosteron dan estrogen yang memunculkan birahi. Ada pula oksitosin dan vasopresin yang meningkatkan kepercayaan dan empati.
Ilustrasi pasangan. Unsplash.com/Annette Sousa
2. Kita tak sabar untuk bertemu dengannya
Jatuh cinta membuat kita merasa hampa saat tak bersama orang terkasih. Anda mungkin akan bertanya-tanya dalam hati, 'Apa yang sedang ia lakukan?'. Walau Anda dan pasangan mungkin sudah berencana untuk bertemu, detik-detik penantian itu terasa sangat lama. Setuju?
3. Saat jatuh cinta, dunia menjadi menyenangkan
Jatuh cinta sering membuat kita mengalami cara pandang dalam hidup. Bahkan, aktivitas yang awalnya membosankan bagi kita, berubah menjadi menyenangkan saat bersamanya.
Orang yang sedang dimabuk cinta tiba-tiba akan ingin mencoba hal baru, karena pasangannya menyukai hobi tersebut.
4. Selalu memberi waktu untuk orang yang dicintai
Saat jatuh cinta, kita berusaha untuk selalu hadir di samping orang yang disayangi. Bahkan, sesibuk apapun pekerjaan dan kegiatan yang harus Anda lakukan, selalu ada celah untuk menjadwalkan kencan dan pertemuan.
5. Anda rela berkorban untuk orang yang dicintai
Saat kasmaran, kita cenderung akan mendedikasikan diri untuk pasangan, serta mau melakukan apapun untuk membantunya dan menyenangkannya.
Kecenderungan untuk rela berkorban dapat dipengaruhi oleh rasa empati. Beberapa hormon yang terlibat dalam proses jatuh cinta juga kadang berperan dalam bagaimana kita memutuskan untuk membantu pasangan.
6. Mengidolakannya
Jatuh cinta dengan seseorang membuat kita bisa mengidentifikasi hal positif yang ia miliki. Kita pun fokus pada sifat-sifat baik tersebut, dan kadang mengabaikan sifat buruk yang ia miliki. Walau hal ini normal, memerhatikan sifat buruk seseorang sebenarnya penting untuk keberlanjutan hubungan Anda jangka panjang.