TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah hasil riset terbaru yang diterbitkan Journal of American Heart Association menyebutkan terlalu sering mengonsumsi minuman manis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan rendahnya kadar high-density lipoprotein (HDL). HDL adalah kolesterol baik yang membantu Anda menghilangkan kadar lemak tidak sehat, seperti low-density lipoprotein (LDL) atau trigliserida, yang sering menyebabkan masalah kesehatan. Penelitian ini merekomendasi batasan konsumsi gula di bawah 200 kalori per hari.
Salah satu anggota peneliti yang juga ahli epidemiologi gizi Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging di Universitas Tufts, Nicola McKeown, mengatakan ada korelasi antara minuman manis dan kadar kolesterol yang mungkin disebabkan oleh komponen fruktosa. Konsumsi minuman manis meningkatkan kadar fruktosa yang tersedia di hati, organ utama dalam produksi asam lemak dan trigliserida.
Batasan konsumsi gula 200 kalori atau sekitar 12 sendok teh, kata McKeown, berpegang pada Dietary Guidelines for Americans, yakni 10 persen dari total kalori harian Anda. Sedangkan untuk wanita, McKeown merekomendasi konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 100 kalori. “Peningkatan asupan fruktosa dapat menyebabkan lebih banyak trigliserida dan asam lemak yang diproduksi di hati Anda. Ini pada gilirannya dapat mengarah pada pengembangan profil lipid yang merugikan,” kata McKeown, sebagaimana dilansir The Hour, pada Senin lalu.
Lipid adalah kelompok molekul alami seperti lemak, lilin, sterol, vitamin yang larut dalam lemak, monogliserida, digliserida, trigliserida, dan fosfolipid. Lipid berfungsi menyimpan energi, persinyalan, dan menjadi komponen pembangun membran sel.
Dalam studi itu, para peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari hampir 6.000 orang. Penelitian itu merupakan bagian dari Framingham Heart Study (FHS), sebuah studi jangka panjang yang berfokus pada penemuan faktor umum yang berkontribusi terhadap penyakit jantung. Sebagai bagian dari FHS, peserta menjalani pemeriksaan fisik, tes laboratorium, serta memberikan info tentang diet, gaya hidup, dan riwayat medis mereka. Para peneliti juga mengamati dua subkelompok FHS, yaitu Framingham Offspring Study (FOS) dan Generation Three.
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dan trigliserida, seperti obesitas, kualitas makanan keseluruhan, aktivitas fisik, asupan alkohol, dan penggunaan obat penurun kolesterol, juga menjadi perhatian. Mereka menggunakan kuesioner untuk menentukan minuman apa yang dikonsumsi peserta dan seberapa sering. Mereka memisahkan minuman menjadi dua kategori: minuman manis berkarbonasi penuh dan minuman buah serta minuman manis berkalori rendah, seperti minuman diet berkarbonasi dengan pengganti gula (diet soda).
Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang minum setidaknya satu jenis minuman manis per hari berpotensi menyebabkan 98 persen produksi kolesterol HDL-nya rendah dan sebanyak 53 persen memiliki kadar trigliserida lebih tinggi daripada kelompok yang jarang minum minuman manis. Kadar kolesterol HDL yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke.