Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Lupus Dunia, Hindari 3 Hal Penyebab Kekambuhan Ini

Reporter

image-gnews
Ilustrasi lupus. Shutterstock
Ilustrasi lupus. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lupus merupakan penyakit autoimun yang disebabkan sistem imun menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri. Karenanya orang dengan lupus atau odapus berisiko terhadap berbagai jenis infeksi bakteri maupun virus.

Lupus merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang masih menjadi persoalan kesehatan dunia. Hingga saat ini diperkirakan terdapat 5 juta pasien lupus yang tersebar di seluruh dunia dan jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.

Lupus dikenal sebagai penyakit seribu wajah karena gejala dan sakit yang ditimbulkan beragam mirip dengan penyakit lain. Gejala yang biasanya muncul adalah sering mengalami nyeri sendi, ruam kemerahan di wajah dan tubuh, sering demam, lelah, sariawan, rambut rontok, kulit sensitif terhadap sinar matahari, dan nyeri dada.

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Prof. Nyoman Kertia, menyatakan stres bisa memicu munculnya berbagai penyakit, termasuk kekambuhan pada pasien lupus.

"Stres, kecapekan, dan berjemur matahari bisa membuat penyakit ini kambuh," kata Nyoman.

Menurutnya, melakukan pembatasan fisik dalam waktu relatif lama dan situasi yang penuh dengan ketidakpastian dapat menimbulkan kecemasan dan stres. Sementara stres berkepanjangan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan mental, tetapi juga fisik.

Oleh sebab itu, dia mengimbau orang dengan lupus (odapus) sebisa mungkin menghindari kelelahan, tidak stres, dan tidak melakukan berjemur matahari. Dengan begitu diharapkan penyakit ini tidak mudah kambuh.

"Kondisi kekebalan odapus itu tidak sempurna, tetapi kalau patuh minum obat sesuai petunjuk dokter kondisinya akan baik-baik saja layaknya orang normal," kata Nyoman menyambut Hari Lupus Dunia setiap tanggal 10 Mei.

Dia menyebutkan sistem kekebalan tubuh menjadi pertahanan utama terhadap kuman serta penyakit. Sementara odapus lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh bekerja secara berbeda dari orang pada umumnya. Sistem kekebalan pada odapus bekerja terlalu aktif dan menyerang tubuh sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk itu, dia kembali menekankan kepada odapus untuk rutin memeriksakan diri ke dokter dan mengonsumsi obat agar lupus bisa dikendalikan. Rutin mengonsumsi obat akan mengurangi kerentanan atau risiko terhadap infeksi bakteri atau virus, termasuk COVID-19.

"Asalkan minum obat dengan baik dari dokter risiko infeksi kuman bisa ditekan, tapi kalau tidak patuh minum obat ya rentan, " kata Ketua Departemen Penyakit Dalam FKKMK UGM ini.

Menurutnya, lupus bisa menyerang siapa saja di segala usia. Kendati begitu, penyakit ini kebanyakan diderita oleh wanita usia produktif. Sekitar 80-85 persen penderita lupus merupakan wanita.

Pakar rematologi ini menyebutkan hingga saat ini penyebab lupus belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah faktor diduga berperan pada patofisiologi lupus, seperti genetika, infeksi, polusi, dan makanan tidak sehat.

"Lupus tidak bisa disembuhkan secara total, tetapi ada yang namanya remisi," katanya.

Remisi merupakan kondisi klinis sama seperti orang normal. Namun, ada yang tetap membutuhkan obat dan pada beberapa kasus bisa lepas obat. Meski tidak dapat disembuhkan, lupus bisa dikendalikan dengan rutin memeriksakan diri ke dokter.

Penyakit ini menjadi berbahaya jika tidak terkontrol dan ditangani dengan baik. Pasien akan sulit tertolong apabila lupus telah menyerang organ dalam, seperti ginjal, paru-paru, hingga otak.

"Odapus juga diharapkan bisa menjaga pola hidup sehat, patuh konsumsi obat, dan menghindari faktor pencetus kekambuhan," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

20 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?


Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

25 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

Lebih dari 50 persen penderita penyakit autoimun juga mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut penjelasan peneliti.


Fakta-fakta Lady Rocker Nike Ardilla, 29 Tahun Lalu Berpulang di Usia 19 Tahun

37 hari lalu

Vinyl
Fakta-fakta Lady Rocker Nike Ardilla, 29 Tahun Lalu Berpulang di Usia 19 Tahun

Mengenang kesuksesan legenda musik Indonesia, Nike Ardilla. Berikut fakta-fakta selama perjalanannya di industri hiburan Tanah Air.


Memahami Psoriasis, Penyakit Autoimun yang Menyerang Kulit

40 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan psoriasis menggaruk siku. Shutterstock
Memahami Psoriasis, Penyakit Autoimun yang Menyerang Kulit

Psoriasis termasuk penyakit autoimun dan ditandai dengan lesi atau kulit pecah berwarna merah dan plak meradang di kulit.


Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

43 hari lalu

Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.


Rheumatoid Arthritis Tak Bisa Disembuhkan, karena Keturunan?

45 hari lalu

Ilustrasi radang sendi. Bamzum.com
Rheumatoid Arthritis Tak Bisa Disembuhkan, karena Keturunan?

Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus buat rheumatoid arthritis. Perawatan lebih berfokus pada pengurangan gejala. Simak penjelasan pakar.


Bukan karena Cuaca Panas, Sering Haus Bisa Disebabkan Masalah Kesehatan Serius

54 hari lalu

Ilustrasi minum air putih. Pexels/Yaroslav Shuraev
Bukan karena Cuaca Panas, Sering Haus Bisa Disebabkan Masalah Kesehatan Serius

Orang mungkin sering merasa haus karena beberapa alasan, misalnya cuaca panas. Namun ada juga penyebab lain yang lebih serius terkait kesehatan.


Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

58 hari lalu

Ilustrasi rambut rontok.
Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

Pemilik riwayat keluarga alergi atau autoimun berisiko lebih tinggi mengalami penyakit autoimun. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


Kendalikan Penyakit Autoimun dengan Mengontrol Stres

23 Februari 2024

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Kendalikan Penyakit Autoimun dengan Mengontrol Stres

Dokter mengatakan untuk mengendalikan kondisi autoimun orang perlu berdamai dengan kondisinya. Salah satunya dengan mengendalikan stres.


Kondisi Celine Dion Memburuk Didera Penyakit Stiff Person Syndrom, Apa Itu?

2 Februari 2024

Celine Dion menceritakan kondisi stiff person syndrome yang dialaminya sehingga dia harus membatalkan dan menunda konser turnya. Instagram.com/@celinedion
Kondisi Celine Dion Memburuk Didera Penyakit Stiff Person Syndrom, Apa Itu?

Diva Celine Dion didiagnosis menderita kelainan neurologis autoimun langka memicu kekakuan otot progresif dan kejang yang menyakitkan sejak 2022.