TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang sangat dianjurkan untuk berolahraga setiap hari. Selain menyegarkan tubuh, aktivitas ini juga menghindarkan dari berbagai masalah kesehatan. Akibat wabah virus corona, semua pusat kebugaran pun tutup. Namun, bukan berarti ini menjadi alasan untuk tidak olahraga.
Pendiri dan kepala bagian operasional aplikasi penyedia olahraga dan makanan sehat DOOgether, Helmy Rianda, mengatakan penggunaan media sosial untuk melakukan aktivitas fisik pun mengalami peningkatan drastis. Berbicara soal jenis tren olahraga yang dipilih, masyarakat rupanya banyak yang mengikuti home workout.
“Tipe olahraga terlihat jelas yang awalnya biasa pergi gym, semua pindah ke home workout. Database dari DOOgether sendiri paling tinggi pengguna itu booking olahraga strength conditioning, boot camp, dan semua yang high intensity,” katanya dalam Nutritalk di live Instagram bersama @nutrifood pada Rabu, 20 Mei 2020.
Adapun, tren olahraga #dirumahaja berlaku sejak adanya imbauan di rumah saja pada Maret hingga April 2020. Sedangkan di bulan selanjutnya, ditandai dengan bulan puasa, perubahan tren jenis olahraga ikut berubah. Helmy mengatakan kini masyarakat mulai menjalankan aktivitas fisik berintensitas rendah.
“Ini termasuk pilates dan yoga,” katanya.
Sedangkan dari segi waktu olahraga, sejak wabah virus corona yang membuat setiap orang hanya di rumah saja, banyak yang menjalani aktivitas fisik pada pukul 16.00. Ini berlaku sejak Maret sampai Mei.
“Ada perubahan sedikit. Kalau dulu sebelum Covid-19, olahraganya after office hours, sekitar malam hari jam 6 atau 7, tapi sekarang jam 4 sore,” katanya.