TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda dan pasangan tidak ingin terbuka dalam masalah hubungan, maka tidak ada yang akan bisa diselesaikan. Bila pasangan tertutup ketika berbicara tentang masalah hubungan, mungkin membantu untuk memahami ketakutannya agar menjadi lebih terbuka.
Ia mungkin khawatir membuat situasi yang sulit menjadi lebih buruk. Atau mungkin tidak yakin dengan perasaan dan mencoba memikirkannya sebelum berbicara.
Jika salah satu merasa kesal, cemas atau stres, frasa netral seperti, "Kita perlu bicara," dapat didengar sebagai "Kamu perlu mendengarkan saat saya mengeluh".
Jadi, penting untuk memikirkan dengan saksama tentang cara mengemukakan masalah yang mungkin dialami dan untuk memastikan memberi banyak peluang pada pasangan untuk menceritakan sisi mereka.
Kehamilan bisa menjadi saat emosi yang tinggi bagi Anda berdua. Mungkin tergoda untuk membuat segala sesuatunya berjalan dengan lancar dan harmonis, tetapi itu mungkin berarti Anda secara tidak sengaja menahan perasaan.
Ini dapat menyebabkan kebencian dan bahkan kemarahan menumpuk. Mungkin Anda atau pasangan sudah begitu emosional pada saat Anda mencoba mengatasi masalah, yang sepertinya selalu berakhir dengan pertengkaran.
Temukan waktu tenang, ketika Anda berdua dapat berbicara tanpa gangguan, dan menawarkan cara untuk terbuka. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Saya tahu banyak hal sudah sulit sejak hamil. Saya ingin mengerti seperti apa rasanya bagimu."
Jika Anda berdua tenang, pasangan mungkin akan berbicara. Jika pasangan masih tertutup, coba dorong untuk terbuka tanpa takut dihakimi.
Frasa seperti, "Saya benar-benar ingin memahami," atau "Hanya membagikan apa yang ada di kepalamu," dapat membantu meyakinkannya dan mendorongnya untuk mulai berbicara.
Jika pendekatan ini tidak berhasil, kembalilah ke subjek satu atau dua hari kemudian, setelah pasangan memiliki kesempatan untuk berpikir. Bahasa tubuh dapat membantu Anda berdua lebih terbuka satu sama lain dengan menunjukkan bahwa Anda mendengarkan.
Mengangguk sementara yang lain berbicara atau mengulangi kata-kata pasangan untuk menunjukkan kepadanya mereka telah dipahami, misalnya, "Kamu merasa diterima begitu saja.”
Jika pasangan mengatakan sesuatu yang mengecewakan, cobalah untuk menggambarkan perasaan Anda alih-alih menunjukkannya. Misalnya, lebih baik mengatakan, "Saya kesal karena kamu merasa seperti itu," daripada membanting pintu.
Bisa membuat frustasi jika Anda selalu menjadi orang yang membawa masalah, dan itu bisa dimengerti jika akhirnya merasa kesal. Namun, ada kemungkinan bahwa pasangan sebelumnya mengemukakan sesuatu yang mengkhawatirkannya.
Ia mungkin telah menyamarkan perasaan dengan mengubahnya menjadi lelucon sehingga Anda tidak menyadari bahwa mereka serius. Atau mereka mungkin marah dan berteriak, jadi sulit untuk memahami poin yang dibuat.
Pikirkan kembali saat-saat ini untuk melihat apakah ada petunjuk pada pikiran dan perasaan pasangan dan tanyakan padanya, "Kamu tahu kapan mengatakan ... Apakah kamu bersungguh-sungguh?"
Teruslah berupaya berkomunikasi dengan cara ini dan dapat membantu Anda berdua mengetahui itu aman untuk dibuka. Dua orang akan menemukan cara untuk memiliki percakapan yang menyelesaikan, bukannya memperpanjang masalah. Dengan waktu dan kesabaran, Anda berdua akan menikmati hubungan yang lebih baik dan lebih memuaskan.