Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Memeriksa Antibodi untuk Pengetesan COVID-19

Reporter

image-gnews
Aruna Senggigi Resort & Convention, lakukan rapid test untuk karyawan.
Aruna Senggigi Resort & Convention, lakukan rapid test untuk karyawan.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak masyarakat yang sudah memahami untuk mencegah virus menyerang tubuh harus memiliki sistem imun yang kuat. Namun, banyak yang belum paham seperti apa sistem imun bekerja di dalam tubuh.

Dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, spesialis patologi klinik Primaya Hospital Bekasi Timur memberikan penjelasan detail terkait cara kerja sistem imun di dalam tubuh. Di dalam tubuh manusia terdapat sistem pertahanan untuk melindungi diri dari berbagai benda asing. Benda asing tersebut biasanya bersifat patogen atau mikroorganisme parasit. Sistem pertahanan tubuh tersebut disebut sistem imun.

Menurut Irhamsyah, pada dasarnya sistem imun terdiri dari seluruh sel, jaringan, dan organ yang membentuk sebuah imunitas berupa kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit. Terdapat beberapa fungsi dari sistem imun, di antaranya sebagai penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga dapat menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Sistem imun juga dapat mendeteksi adanya sel-sel yang tidak normal, termutasi, atau ganas dan kemudian akan segera menghancurkannya.

Ada banyak molekul kecil di sekitar yang berpotensi masuk ke dalam tubuh. Molekul kecil tersebut bisa menjadi antigen, berupa bakteri, virus, atau bahan kimia tertentu, bila melekat pada protein tubuh. Molekul kecil tersebut bisa berubah menjadi antigen yang dikenal dengan istilah hapten.

“Hapten merupakan molekul kecil bagian dari antigen yang dapat mengaktifkan antibodi apabila bergabung dengan pembawa yang memiliki molekul besar, seperti protein,” ujar Irhamsyah.

Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan berfungsi melawan sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B yang diumpamakan sebagai pejuang dalam sistem kekebalan tubuh. Antibodi memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yakni antigen, dan membusukkan struktur biologi antigen hingga menghancurkan antigen tersebut.

“Antibodi akan mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Kemudian, antibodi akan menandai molekul-molekul asing tempat mengikatkan diri sehingga sel pejuang tubuh dapat membedakan molekul asing tersebut sekaligus melumpuhkannya,” ujar Irhamsyah.

Tubuh manusia mampu memproduksi berbagai antibodi yang sesuai dengan musuh (antigen) yang akan dihadapinya. Jika terdapat benda asing yang masuk, maka tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk menghadapi benda asing tersebut.

Ada empat jenis antibodi, yaitu immunoglobulin A (IgA), immunoglobulin B (IgB), immunoglobulin M (IgM), dan immunoglobulin G (IgG). Pemeriksaan antibodi IgA biasanya dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis gangguan pada sistem imunitas tubuh. Pemeriksaan antibodi IgE dilakukan untuk mendeteksi penyakit alergi dan infeksi parasit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu, apa itu IgM dan IgG yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19? Irhamsyah, mengatakan tubuh akan memproduksi antibodi IgM saat orang pertama kali terinfeksi bakteri atau virus sebagai bentuk pertahanan pertama tubuh dalam melawan infeksi.

Kadar IgM akan meningkat dalam waktu 3-14 hari saat terjadi infeksi dan kemudian kadar IgM akan menurun dan digantikan oleh antibodi IgG yang akan muncul pada hari ke-7 hingga 15 sampai infeksi tersebut hancur atau musnah. Karena itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi dianggap sebagai tanda adanya infeksi yang aktif.

“Dalam hal pemeriksaan skining Covid-19, terdapat dua metode serologi pemeriksaan antibodi yang digunakan. Metode pertama yaitu melalui metode tetes spesimen darah yang dikenal dengan nama Rapid Test Antibodi. Metode kedua yaitu pemeriksaan kadar antibodi terhadap Covid-19 melalui alat mesin yang canggih dengan prinsip ECLIA (Electrochemiluminenscence Immunoassay) menggunakan pancaran cahaya untuk deteksi antibodi spesifik terhadap Covid-19,” ujar Irhamsyah.

Irhamsyah menambahkan sebenarnya keduanya termasuk dalam tes cepat dan sama-sama menggunakan spesimen darah dalam melakukan pengecekan antibodi. Kedua metode tersebut juga memiliki cara kerja penentuan adanya virus, yaitu dengan mencampurkan antigen virus (dalam hal ini antigen spesifik Covid-19) sebagai pemicu peningkatan antibodi yang ada di spesimen darah manusia.

Dalam alat obat tetes, antigen dan spesimen darah disatukan dan jika seseorang terserang virus tertentu, maka akan terjadi peningkatan kadar antibodi yang ditunjukkan dengan munculnya tanda garis pada alat. Pemeriksaan skrining Covid-19 menggunakan alat tetes ini harus dilakukan secara berkala untuk memastikan saat yang tepat ketika antibodi IgG terbentuk di dalam tubuh, biasanya pada hari ke-7 seseorang terpapar Covid-19.

Hasil pemeriksaan ini dikeluarkan sangat cepat, hanya dalam waktu 1 jam dan laporan pemeriksaan laboratorium bisa dikirimkan kepada pasien dalam waktu 1x24 jam. Pemeriksaan yang dikenal dengan nama Rapid Test Antibodi IgG dan IgM ini menggunakan metode immunochromatography dan menggunakan sampel serum dan plasma.

Sedangkan, pemeriksaan kadar antibodi spesifik Covid-19 menggunakan mesin sensitivitasnya lebih tinggi (bisa hingga 100 persen) karena di dalam mesin akan terjadi proses pencucian sehingga hanya tersisa komponen antibodi yang akan menempel bersama label pewarna terhadap antibodi spesifik Covid-19.

Namun, hasil pemeriksaan ini membutuhkan waktu hingga maksimum 1x24 jam sehingga laporan pemeriksaan dapat diberikan pasien dalam waktu 2x24 jam. Pemeriksaan yang dikenal dengan nama pemeriksaan serologi ini menggunakan metode immunochemiluminescent, dikerjakan di alat mesin imunologi dan sampel yang dipakai dari darah serum.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

8 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

9 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

14 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

15 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

17 hari lalu

Kacang salah satu penyebab alergi (pixabay.com)
Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.