TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono meninggal dunia. Pria berusia 80 tahun itu menghembuskan nafas terakhirnya pada 19 Juli 2020.
Selain karyanya yang akan selalu dikenang, sosoknya dengan ciri khas topi pet pun tak akan pernah hilang dari ingatan para penggemar. Sapardi memang selalu tampil dengan balutan penutup kepala itu.
Dalam wawancara bersama Antara News pada 7 September 2017 silam, Sapardi mengaku telah menggunakan topi pet sejak beberapa dekade. “Sudah lama sekali, puluhan tahun mungkin saya sudah pakai topi jenis ini," katanya saat ditemui di Indonesia Book Fair 2017.
Mengenai kebiasaannya menggunakan topi pet, ia mengaku bahwa awalnya itu terjadi lantaran dirinya mengalami sakit kepala berat. Penulis buku Manuskrip Sajak itu pun merujuk pada aktivitasnya saat berada di bawah pendingin ruangan (AC).
“Saya kebetulan suka berolahraga jalan kaki di pusat perbelanjaan. Alasannya karena murah, bisa kesana-kemari, sehat dan dingin karena ada AC. Tapi suatu saat, saya justru pusing berat karena AC itu. Jadi akhirnya memutuskan pakai topi saja,” katanya.
Lalu, berapa banyak topi yang sudah dimilikinya? Guru Besar Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu pun mengaku bahwa dirinya tak pernah menghitung. Namun, jumlahnya sangat banyak dan tersimpan baik di lemari kamarnya. “Banyak sekali, saya tidak hitung. Yang pasti satu lemari itu penuh topi,” katanya.
Sementara itu, mayoritas topi pet yang dimiliki Sapardi Djoko Damono adalah pemberian dari penggemar dan para mahasiswanya. “Kebanyakan semua ini pemberian. Kalau ada yang baru pulang dari luar negeri, seperti dari Jerman atau Amerika, biasanya akan dibawa oleh-oleh topi pet untuk saya,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | ANTARANEWS