TEMPO.CO, Jakarta - Tabir surya adalah salah satu produk perawatan kulit yang penting digunakan saat berada di luar rumah sebab sesuai dengan namanya, ini bisa menghadang berbagai risiko terjadinya kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari atau ultraviolet (UV).
Namun, di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, banyak orang memilih membatasi aktivitas di luar rumah. Lantas, tetap perlukah menggunakan tabir surya meski di dalam rumah saja?
Para ahli berpendapat itu penting dilakukan. Mereka juga menjelaskan berbagai alasannya. Pertama, dokter kulit bersertifikat berbasis di California, Amerika Serikat, Joyce Park, mengatakan meski di rumah saja, paparan sinar matahari tetap bisa masuk.
“Jendela kaca standar mungkin bisa memblokir UVB, tetapi tidak untuk sinar UVA. UVA dapat menembus lebih dalam dan merupakan faktor utama penyebab penuaan,” katanya, seperti dilansir dari situs Allure.
Apabila seseorang beraktivitas di dekat jendela, maka risiko UVA tersebut untuk masuk ke kulit lebih besar. “Jika bekerja atau berolahraga di samping jendela, Anda sebenarnya sedang terpapar sinar UVA, jadi penggunaan tabir surya tetap diperlukan,” ujarnya.
Selain itu, direktur penelitian kosmetik dan dermatolog di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, Joshua Zeichner, seperti dilansir dari situs Glamour, juga menjelaskan lampu di rumah, khususnya berjenis LED, memiliki kemampuan untuk memaparkan sinar berenergi tinggi.
“Lampu, terutama bohlam LED, serta layar dari komputer atau perangkat memancarkan cahaya tampak berenergi tinggi (HEV). Ini adalah cahaya dalam spektrum biru yang telah terbukti menembus ke dalam kulit dan berkontribusi pada perkembangan keriput dan bintik hitam,” ungkapnya.
Zeichner mengimbau agar penggunaan tabir surya di dalam rumah tetap dilakukan. Ia juga menyarankan untuk memilih tabir surya dengan spektrum SPF setidaknya 30. Pengaplikasiannya juga bisa dilakukan berulang, bergantung pada aktivitas harian.