TEMPO.CO, Jakarta - Kanker masih menjadi penyakit mematikan hingga saat ini. Penderita kanker sering tidak menyadari mereka terkena penyakit ini. Biasanya mereka akan tahu ketika ada gejala spesifik, saat kanker sudah memasuki tahap kritis atau ganas. Itu sebabnya, pemerintah, para peneliti, paramedis, pelaku industri kesehatan terus melakukan berbagai edukasi dan pengembangan terkait pengobatan, pencegahan, penyediaan akses pengobatan bagi pasien kanker hingga teknologi pengobatan kanker.
Menambah pengetahuan mengenai penyakit kanker sangat bermanfaat agar pasien dan keluarga dapat siap fisik dan mental, memiliki semangat, dan pikiran yang positif bahwa kanker dapat dilawan. Cara jitu melawan kanker, yaitu menjalankan pengobatan sesuai prosedur medis dan mengonsumsi nutrisi seimbang sesuai petunjuk nutrisionist.
Dokter Spesialis Bedah Digestive dari Ciputra Hospital Tangerang Sylvia F.Laura mengatakan dengan memiliki pengetahuan mengenai penyakit kanker yang tepat, pasien akan memiliki kesadaran yang tinggi dan berinisiatif untuk melakukan deteksi dini kanker, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena kanker. “Sayangnya, kebiasaan hidup sehat dan upaya meningkatkan kesehatan belum menjadi kebiasaan dalam masyarakat kita. Lebih banyak orang peduli pada bagaimana mengobati penyakit dari pada mencegahnya. Di sisi lain, banyak juga masyarakat yang enggan memeriksakan diri ke dokter dan lebih memilih berobat ke alternatif,” kata Sylvia dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 22 September 2020.
Mereka yang berisiko terkena kanker, contohnya pada kanker usus besar, umumnya berusia di atas 50 tahun. Dari segi jenis kelamin, laki laki pun lebih sering terkena kanker usus besar daripada wanita. Ciri lainnya adalah memiliki riwayat keluarga menderita kanker, gaya hidupnya tidak sehat, berat badan berlebih, jarang mengonsumsi makanan berserat, dan sering terpapar zat kimia tertentu. Gejala yang timbul, seperti defekasi yang tidak normal, disertai darah, dan lendir, serta nyeri saat buang air besar. Diperlukan skrining agar kanker dapat ditemukan lebih dini.
Skrining dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan atau deteksi dini. Dalam kasus kanker usus besar, colonoskopi merupakan gold standard sebagai diagnostik maupun terapi. Melalui colonoskopi, jaringan kanker dapat diambil (biopsi) agar jenis histopatologi pada kanker dan stadiumnya dapat kita diketahui sehingga kanker dapat ditangani dengan tepat. Semakin dini kanker dapat dideteksi, semakin baik prognosis (prediksi perkembangan penyakit dari tanda dan gejala apakah membaik atau memburuk) dan survival rate (kelangsungsungan hidup) pasien.
Meningkatkan pengetahuan tentang kanker juga perlu dibarengi dengan pengetahuan perencanaan keuangan. Pendapatan yang kita miliki tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, melipatgandakan kekayaan, dan mempercepat pertumbuhan kekayaan semata. Tetapi, keuangan yang dapat meminimalisir risiko ekonomi jika terjadi hal yang tak terduga, seperti penyakit kritis.
Agency Development Manager Sequis Henry Kurniawan menyarankan untuk menyiapkan anggaran biaya asuransi dengan rumus 10 persen untuk kebaikan, 30 persen untuk cicilan produktif, 40 persen untuk kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup, dan 20 persen untuk masa depan depan. Dana masa depan termasuk juga dana darurat, pendidikan anak, dana pensiun, dan asuransi jiwa dan kesehatan.
Penting pula memiliki asuransi kesehatan yang memiliki manfaat atau limit yang cukup untuk membiayai pengobatan di rumah sakit dengan mempertimbangkan tingkat inflasi di masa depan. Memiliki asuransi dengan limit manfaat Rp 30 miliar saat ini mungkin terdengar fantastis. Namun, biaya rumah sakit akan terus naik karena faktor inflasi. Pada 20 atau 30 tahun mendatang, angka ini tentunya tidak lagi fantastis. Apalagi, produk asuransi ada yang dibatasi dengan batas manfaat tahunan yang mungkin hanya cukup untuk kebutuhan biaya rumah sakit saat itu sehingga besaran manfaat asuransi di jangka panjang idealnya menjadi pertimbangan ketika memilih asuransi kesehatan.
Pertimbangan lain adalah soal harga kamar karena ketika sakit tentunya pasien perlu mendapatkan kenyamanan, tetapi terkendala pada harga kamar rumah sakit yang mahal. “Asuransi kesehatan yang ideal tidak dibatasi dengan harga kamar, yaitu memiliki fasilitas 1 tempat tidur di kelas VIP/VVIP. Artinya, jika tahun-tahun mendatang harga kamar dengan 1 tempat tidur atau kelas VIP/VVIP mengalami kenaikan harga, pasien tetap dapat menggunakan fasilitas asuransinya dengan maksimal,” sebut Henry.
Asuransi kesehatan penting terutama di saat tak terduga. Untuk itu, nasabah perlu berkomitmen membayar premi agar perlindungan dapat terus terlindungi. Tetapi mengingat premi bertambah seiring dengan bertambahnya usia maka nasabah perlu menyiasati keuangannya agar tetap dapat membayar premi untuk tetap mendapatkan perlindungan asuransi. “Bagi yang memiliki penghasilan tetap, biasanya ada kenaikan gaji setiap tahun. Penambahan gaji ini dapat dialokasikan pada dana masa depan. Misalnya, kenaikan gaji 7 persen alokasikan dana tersebut untuk premi Anda bisa mengikuti sebesar 7 persen untuk persiapan jika premi asuransi naik seiring bertambahnya usia,“ kata Henry.
Sequis sendiri melakukan inovasi pada produk asuransi kesehatan Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC) dengan menambahkan fasilitas X Booster agar pasien bisa mendapatkan pengobatan yang komprehensif.