TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 berisiko besar menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Biasanya, kebanyakan orang dengan penyakit bawaan bergantung pada obat-obatan yang perlu dikonsumsi secara teratur.
Namun, ditemukan adanya reaksi yang cenderung tidak menguntungkan antara vaksin Covid-19 dengan obat-obatan yang dikonsumsi secara rutin bagi imun tubuh. Kecenderungan untuk beberapa kondisi atau obat-obatan rutin juga dapat menyebabkan munculnya ruam dan pembengkakan yang tidak biasa.
Melansir dari Times of India, vaksin Covid-19 bekerja untuk menghasilkan respons kekebalan yang kuat setelah injeksi. Efektivitas potensial dari vaksin mungkin bergantung pada seberapa baik tubuh seseorang meresponnya. Untuk mereka yang menderita penyakit bawaan, respons imun mungkin akan cenderung lambat, dalam beberapa kasus ekstrem.
Penggunaan beberapa obat juga dapat membuat tubuh bekerja lebih keras, yang mengakibatkan respons imun tertunda terhadap vaksin. Berikut penjelasan respons obat-obatan penyakit bawaan dengan vaksinasi Covid-19 terhadap tubuh.
Baca juga: Bangga Sudah Vaksinasi Covid-19 dan Pamer Sertifikat, Ingat Bahayanya
Obat tiroid
Tiroid adalah suatu kondisi yang mengganggu metabolisme dan fungsi hormon. Namun, bagian dari sistem kekebalan yang bertanggung jawab atas penyakit tiroid autoimun terpisah dari sistem kekebalan yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi. Oleh karena itu, sebagian besar pengobatan tiroid yang digunakan tidak akan memicu gejala atau membuat vaksin menjadi kurang efektif
Obat asma dan alergi
Alergi telah menjadi bahan pembicaraan terkait vaksin Covid-19 karena dapat membuat beberapa rentan mengembangkan anafilaksis, yang merupakan reaksi alergi parah yang mengkhawatirkan. Namun, sebagian besar obat atau antihistamin yang digunakan terbukti aman dikonsumsi oleh penderita alergi makanan atau alergi umum seperti asma, rinitis, dermatitis, kecuali memiliki anafilaksis sangat dilarang untuk vaksinasi.
Perawatan kanker dan obat-obatan imunoterapi
Kondisi ini dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Orang yang menderita kanker sering diberikan imunosupresan dosis tinggi yang dapat menyebabkan tubuh memiliki respons imun yang tidak lengkap dan akan memiliki kondisi yang sangat buruk setelah vaksinasi. Hal ini akan memperburuk sistem kekebalan tubuh menjadi tidak berfungsi. Idealnya, pasien menunggu selama empat minggu setelah kemoterapi untuk mendapatkan vaksin.
Obat psikiatri
Banyak penyakit mental dan kondisi neuropsikiatri, termasuk gangguan tidur, diketahui menurunkan respons vaksin bagi kekebalan tubuh. Penderita penyakit mental disarankan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum vaksinasi. Beberapa obat psikiatri dan psikotik dapat menyebabkan reaksi anti-inflamasi yang tidak diinginkan oleh vaksin Covid-19. Dosis tinggi juga dapat memicu neutropenia.