Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Istilah yang Perlu Diketahui Orang Obesitas dan yang Sedang Diet

Reporter

image-gnews
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perhatikan hal ini buat yang sedang diet dan ingin menurunkan berat badan. Diet sehat tidak hanya hanya ditentukan oleh pola makan dan olahraga, seperti yang diungkapkan oleh sejumlah penelitian dan literatur ilmiah. Menurut The New England Journal of Medicine, program diet bagi pasien obesitas dilakukan dengan memperhatikan minimum tiga hal lain yang mempengaruhi kondisi tubuh.

"Penelitian ini dapat membantu pasien obesitas untuk menjalani program diet sesuai pada jalur," ujar konsultan diet dari Pur Life Medical, dr. Whit Roberts, seperti dilansir dari KSL. Berikut tiga hal yang dimaksud.

Kronobiologi
Anda mungkin pernah mendengar tentang puasa berselang atau intermitten fasting. Metode puasa berselang ini dapat digabung dengan studi kronobiologi untuk membantu program penurunan berat badan bagi penderita obesitas. Kronobiologi atau studi tentang bagaimana ritme matahari, bulan, dan musim mempengaruhi siklus mental, fisik, dan emosional tubuh.

Roberts menjelaskan penelitian membuktikan puasa berselang akan lebih efektif bila mengikuti kronobiologi, bukan hanya berapa lama orang berpuasa. Rupanya, pepatah lama sarapan adalah makanan terpenting hari ini sepenuhnya benar. Roberts menjelaskan kalori yang dimakan di pagi hari diperlakukan berbeda oleh tubuh daripada yang dimakan di malam hari.

"Di pagi hari, tubuh sedang mempersiapkan kebutuhan energi siap pakai dengan mengubah makanan menjadi glikogen, sebuah molekul penyimpanan energi jangka pendek. Untuk mencapai ini, tubuh membakar simpanan lemak yang dibenci itu. Namun, ini adalah cerita yang sama sekali berbeda di malam hari," jelas Roberts.

Pada malam hari, tubuh diprogram untuk bersiap tidur dan restoratif sehingga kalori yang dimakan di malam hari lebih sering disimpan sebagai lemak atau molekul penyimpan energi jangka panjang.

Baca juga: Pakar Ingatkan Bahaya Obesitas di Masa Pandemi COVID-19

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bakteri jahat
Sejumlah literatur ilmiah menunjukkan bakteri jahat di usus merupakan salah satu penyebab mudahnya kenaikan bobot tubuh pada sebagian besar pasien obesitas. Salah satu pasien mengeluhkan berat badannya yang tiba-tiba melonjak lebih dari 18 kg dalam enam bulan meskipun dia sedang dalam program diet. Dia pergi ke dokter dan menjalani tes hormon dan kelenjar tiroid, yang hasilnya ternyata baik-baik saja. Pasien ini juga giat berolahraga, namun tubuhnya terus bertambah gemuk.

"Dia datang dan kami melakukan sejumlah pemeriksaan dan evaluasi. Pasien rupanya pernah menjalani terapi antibiotik yang turut membunuh bakteri baik pada ususnya, hal ini membuat bakteri jahat semakin merajalela meskipun pasien mengonsumsi sedikit gula dan karbohidrat biasa," kata Roberts.

Dilansir dari Healthline, tingginya bakteri jahat di usus dapat menyebabkan makanan sulit dicerna, meningkatnya gas di lambung, kembung, diare, hingga penurunan metabolisme pada tubuh.

Lemak tersembunyi
Fakta ketiga yang ditunjukkan oleh Roberts adalah lemak tersembunyi. Beberapa jenis makanan, seperti sayur dan buah, juga mengandung sejumlah lemak tersembunyi. Kendati demikian, lemak tersembunyi yang dimaksud adalah lemak jahat yang tersembunyi di beberapa jenis makanan.

"Lemak jahat yang dimaksud adalah lemak jenuh dan lemak trans. Oleh sebab itu, ini dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas," jelas ahli gizi sekaligus peneliti dari Sekolah Kedokteran Universitas Virginia, Anne Wolf, seperti dikutip dari Everyday Health.

Karena itu, pasien obesitas perlu memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, seperti susu, camilan, keju, hingga jenis daging. Sebagai contoh, Wolf menyebutkan dada ayam tidak akan sehat bila dikonsumsi dengan kulitnya. "Kemudian perhatikan juga dengan saus salad, sayur mayur itu mengandung lemak tinggi dan jenuh bila Anda menuang banyak saus seperti thousand island," jelas Wolf.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

4 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

9 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

11 hari lalu

Doa sahur sebaiknya dibaca agar mendapatkan keberkahan. Rasulullah SAW juga selalu membaca doa sahur, berikut informasinya. Foto: Canva
Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

Puasa Syawal berapa hari? Puasa Syawal dilakukan selama 6 hari setelah Idul Fitri. Berikut ini ketentuan, waktu pelaksanaan, dan bacaan niatnya.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

12 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

12 hari lalu

Ilustrasi pengikut Islam Aboge. Dok TEMPO/Budi Purwanto
Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

12 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

13 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

15 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.


Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

17 hari lalu

Ilustrasi buka puasa/ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images
Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

Ketupat sudah ada sejak masa pra-Islam di Indonesia, mulai populer untuk Idul Fitri atau lebaran sejak dikenalkan Sunan Kalijaga.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

17 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.