TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan kencan pun terpengaruh pandemi Covid-19. Sebabnya, orang-orang sulit saling berinteraksi demi mengurangi risiko penularan virus corona.
Aplikasi kencan online Tinder mencatat 2020 adalah tahun tersibuk dan jadi awal dari dekade yang sangat berbeda di dunia kencan. Tinder mengatakan percakapan berlangsung 32 persen lebih lama selama pandemi. Selain itu, Generasi Z mulai beralih ke percakapan video.
Hampir setengah pengguna Tinder melakukan percakapan video dengan incaran mereka selama pandemi dan 40 persen berencana terus memakai percakapan video untuk mengenal orang-orang baru, bahkan setelah pandemi berlalu. Tinder juga memprediksi gambaran masa depan kencan di masa mendatang.
Pertama, orang akan lebih jujur dan otentik dalam berkencan. Pandemi memberikan pandangan baru mengenai berbagai hal bagi banyak orang. Pengguna Tinder pun menjadi lebih jujur dan terbuka tentang siapa mereka, penampilan, dan apa yang sedang mereka rasakan. Ekspresi ini disampaikan lewat bio pengguna Tinder dengan tulisan anxiety dan normalize, yang tumbuh signifikan di Tinder selama pandemi. Anxiety lebih banyak ditulis 31 persen, normalize ditulis 15 kali lebih banyak.
Kedua, batasan akan jadi lebih transparan. Pandemi juga mendorong diskusi mengenai batasan ruang pribadi menjadi lebih marak. Pengguna Tinder menggunakan bio untuk memperjelas ekspektasi, kata-kata pakai masker 100 kali lipat lebih banyak dipakai selama pandemi, batasan digunakan 19 persen lebih banyak dari sebelumnya, dan istilah kesediaan juga naik 11 persen. Praktik itu akan membuat percakapan tentang kesediaan menjadi lebih umum dan nyaman di masa datang.
Baca juga: Cara Bijak Pakai Aplikasi Kencan Online agar Tak Mudah Tertipu
Ketiga, lebih banyak orang ingin "kita jalani dulu saja". Dalam survei pengguna Tinder yang dilakukan baru-baru ini, pengguna yang mencari pasangan kencan dengan status "tidak mencari jenis hubungan tertentu" naik hampir 50 persen. Jadi, alih-alih pandemi mendorong keinginan mereka untuk menikah, generasi berikutnya justru akan berpikir lebih ke arah “jalani dulu saja” dan mencari hubungan yang lebih terbuka.
Keempat, kencan digital akan tetap menjadi bagian dari kenormalan baru. Karena kontak langsung masih berisiko, orang beralih ke pengalaman kencan virtual untuk terhubung dengan orang lain. Meskipun saat ini kontak langsung sudah mulai dilakukan kalau memang sangat penting, kencan digital akan tetap ada.
Menurut survei Tinder baru-baru ini, mereka yang telah mencoba kencan digital merasa lebih santai saat berusaha kenal lebih jauh dengan pasangan dan 40 persen pengguna Gen Z di Tinder mengaku akan terus melakukan kencan digital, bahkan saat tempat kencan favorit telah dibuka kembali.
Kelima, kencan pertama akan lebih banyak tentang aktivitas. Dengan banyaknya kafe dan restoran yang tutup, banyak tempat yang biasanya menjadi tempat kencan pertama tidak lagi menjadi pilihan. Jadi, ketika tiba waktunya untuk bertemu, orang akan lebih memilih untuk melakukan aktivitas kencan pertama yang lebih kreatif, personal, dan kasual dibandingkan sebelumnya.
Misalnya, Tinder melihat peningkatan tiga kali lipat dalam penyebutan sepatu roda di bio pengguna dan permintaan untuk aktivitas kencan, seperti fort building, yang muncul di bio. Keenam, sentuhan kecil akan berdampak besar. Pengguna Tinder menggunakan biografi untuk mencari kasih sayang, seperti berpegangan tangan, berpelukan, atau sentuhan di rambut. Hal ini terlihat dari penggunaan kata berpelukan yang meningkat 23 persen dan berpegangan tangan meningkat 22 persen.
Setelah mengalami berbulan-bulan tanpa kontak fisik, pelaku kencan menjadi sangat menghargai bentuk kasih sayang secara fisik sekecil apapun. Jadi, meskipun pertemuan menjadi hal biasa, sentuhan fisik paling kecil sekalipun akan memiliki peran penting dalam berkencan.
Ketujuh, orang akan selalu ingin berkencan dengan seseorang yang dekat. Geolokasi atau kemampuan menemukan orang di sekitar pengguna relevan di masa pandemi. Sebutan pindah di bio naik 28 persen pada 2020. Jadi, meskipun teknologi terus memungkinkan orang untuk tinggal atau bekerja di mana saja, pengguna Tinder masih tetap mencari orang yang tinggal dekat.