TEMPO.CO, Jakarta - Barang–barang bermerek dan mewah digemari banyak orang sejak lama. Kualitas premium menjadikan barang mewah lebih awet dibandingkan yang lebih murah. Inilah yang membuat orang rela mengeluarkan banyak uang untuk barang mewah.
Selain karena kualitasnya, memiliki barang mewah dipercaya akan meningkatkan prestise dari sang pemilik. Bahkan, ada yang mengatakan membeli barang bermerek bukan bertujuan untuk kegunaan dari barang tersebut melainkan hanya membeli gengsinya.
Dalam kehidupan masyarakat, seringkali terjadi kompetisi yang tidak disadari, misalnya berlomba membeli mobil baru, gawai tercanggih, atau siapa yang memiliki perhiasan paling banyak. Apabila akibat kultur ini, timbul istilah FOMO atau fear of missing out.
FOMO adalah kondisi di mana seseorang merasa ketakutan jika ketinggalan zaman atau tidak mengikuti tren terkini sehingga ada beberapa orang yang memaksakan diri untuk membeli sesuatu yang sebenarnya ia tidak mampu membelinya. Namun, bukan berarti mengoleksi barang mewah itu sepenuhnya buruk sebab barang tertentu justru bisa menjadi instrumen investasi.
Perencana keuangan Finansialku, Juan Mahir Muhammad, menyatakan investasi barang mewah dapat menjadi pilihan di antara instrumen investasi konvensional seperti reksadana, saham, deposito, emas dan sebagainya. Pada dasarnya, barang–barang bermerek atau mewah memiliki nilai jual lebih tinggi dari pada saat membeli. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti jenis barang, kelangkaan di pasar, ataupun riwayat dari terciptanya barang mewah tersebut.
Baca Juga:
Beberapa macam barang mewah yang bisa dijadikan investasi, yaitu:
-Jam tangan mewah
-Tas bermerek seperti Hermes
-Sepatu langka
-Gaun
-Perhiasan
-Mobil mewah
-Motor seperti Harley Davidson, motor antik,
-Sepeda mewah
-Barang seni bernilai tinggi, seperti lukisan, patung, pahatan, dan ukiran
-Barang koleksi seperti perangko, kartu basket, anggur
Dengan investasi barang mewah, selain dapat menyenangkan diri sendiri juga bisa mendapatkan keuntungan investasi.
Baca juga: Tak Semua Orang Kaya Konsumtif, Ini yang Mereka Hindari