Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terlalu Lama Bekerja, Awas Serangan Jantung sampai Kerusakan Otak

Reporter

image-gnews
Ilustrasi bekerja di era digital. Foto: Freepik
Ilustrasi bekerja di era digital. Foto: Freepik
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin terbiasa bekerja 50 jam setiap minggu. Namun untuk menambah pemasukan akan bekerja jauh lebih lama. Anda mungkin berpikir jika menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan waktu lebih lama akan membuat perekonomian stabil dan pujian dari atasan.

Namun, sebenarnya setiap jam yang dihabiskan lebih dari 40 jam seminggu membuat kurang produktif, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Bekerja dengan durasi ekstra justru tidak mempertahankan produktivitas. Melansir dari lifehack, berikut dampak negatif bekerja dengan durasi lebih lama.

Produktivitas berkurang
Jam kerja yang panjang seringkali kontraproduktif. Ford Motor Company membuktikan hal ini pada 1990-an melalui serangkaian penelitian. Hasilnya menunjukkan setiap tambahan 20 jam kerja di atas 40 jam yang direkomendasikan hanya menghasilkan peningkatan produktivitas selama tiga hingga empat minggu sebelum produktivitas menjadi negatif. Jika secara konsisten bekerja berjam-jam, itu akan membuat kelelahan dan pasti mulai tertinggal dalam tugas. Produktivitas menurun dan Anda harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengejar tugas yang terbengkalai.

Kelelahan meningkat
Kelelahan muncul ketika bekerja berjam-jam dalam jangka waktu yang lama. Gejala kelelahan dari hari kerja yang diperpanjang termasuk kantuk, kelelahan, konsentrasi yang buruk, lekas marah, dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit. Gejala-gejala ini merupakan penghalang besar bagi produktivitas. Jika tidak berhenti dan beristirahat, kelelahan akan meningkat dan menjadi luar biasa.

Risiko keamanan yang lebih tinggi
Ketika kelelahan meningkat dan Anda kewalahan karena hari kerja yang panjang, keselamatan akan terancam. Itu akan memicu kecelakaan dan cedera di tempat kerja. Bahaya keselamatan ini didukung secara jelas dengan bukti ilmiah karena tingkat kelelahan tidak mudah diukur. Ini merupakan masalah logis yang tidak boleh diabaikan.

Kehidupan sosial terabaikan
Anda akan merasa sulit mempertahankan kehidupan sosial yang sehat ketika bekerja 60 jam atau lebih dalam seminggu. Waktu luang untuk dihabiskan bersama keluarga dan teman dekat tidak cukup dengan jadwal kerja ini. Jam kerja yang diperpanjang juga dapat mengurangi kualitas hidup karena bertentangan dengan waktu berkualitas di luar pekerjaan.

Lebih stres
Saat bekerja berjam-jam, Anda akan mengorbankan tidak hanya keluarga dan teman dekat tetapi juga pola makan, rutinitas olahraga, dan kewarasan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kerusakan muskuloskeletal
Gangguan tersebut akan merusak otot, sendi, ligamen, tendon, dan saraf tubuh. Hindari jam kerja yang berlebihan untuk memberikan waktu yang cukup bagi tubuh. Beri waktu pada tubuh untuk pulih dan memperbaiki diri setiap hari. Jika tidak, otot mungkin akan melemah di bawah tekanan kerja.

Bahaya ergonomis
Kerja dengan durasi yang berlebihan dapat membuat bahaya ergonomis yang serius seperti bahan kimia, radiasi, getaran, kebisingan, dan suhu ekstrem. Paparan terhadap bahaya ergonomis ini dapat memiliki implikasi kesehatan yang serius.

Serangan jantung
Risiko penyakit jantung meningkat sebesar 67 persen untuk orang yang bekerja berjam-jam dibandingkan dengan orang yang bekerja standar 7-8 jam sehari. Itu menurut sebuah laporan oleh University College London.

Kerusakan otak
Laporan lain yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menemukan pekerja paruh baya yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu memiliki keterampilan mental yang lebih buruk, termasuk memori jangka pendek dan berkurangnya kemampuan untuk mengingat kata-kata, dibandingkan yang bekerja kurang dari 41 jam. Studi ini menunjukkan jika lama di tempat kerja dapat menyebabkan kerusakan otak jangka panjang atau demensia. Tidak jelas mengapa bekerja berjam-jam memiliki efek buruk pada otak, tetapi penelitian ini menyarankan memberikan jeda untuk berpikir bagi pecandu kerja.

Risiko obesitas
Para peneliti di Universitas Maryland melaporkan tuntutan kerja dapat berkontribusi pada obesitas. Peneliti utama Nicole Au, yang memimpin penelitian serupa di Universitas Monash di Australia, mengatakan jam kerja yang diperpanjang dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menyiapkan makanan rumahan, berolahraga, dan tidur, yang merupakan faktor risiko obesitas. Diakuinya, beberapa dari hubungan antara jam kerja yang diperpanjang menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan.

Baca juga: Kiat Orang Tua Bekerja Urus Rumah tanpa ART

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

11 jam lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

1 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

2 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

2 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Cara dan Syarat Kerja Legal bagi Orang Asing di Indonesia

2 hari lalu

Ketahui cara dan syarat kerja legal bagi orang asing di Indonesia. Pastikan Anda memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan. Ini ulasannya. Foto: Canva
Cara dan Syarat Kerja Legal bagi Orang Asing di Indonesia

Ketahui cara dan syarat kerja legal bagi orang asing di Indonesia. Pastikan Anda memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan. Ini ulasannya.


Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

4 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (kedua dari kiri) saat acara High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Timur Nusa Tenggara, Jumat (19 April 2024). ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan
Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

6 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

8 hari lalu

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist. Foto: Canva
10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.