TEMPO.CO, Jakarta - Peran anak penting dalam mencegah pneumonia atau radang paru-paru pada orang tua di rumah. Begitu kata spesialis paru dan pernapasan Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Amira Anwar.
"Sekitar 1,4 juta orang di seluruh dunia dilaporkan meninggal dunia akibat pneumonia setiap tahunnya. Pneumonia umumnya lebih rentan menyerang kelompok lanjut usia 50 tahun ke atas," katanya pada agenda Diskusi Publik Indonesia Ramah Lansia dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional 2021, Senin, 28 Juni 2021.
Berdasarkan laporan yang dilansir dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), lansia pengidap pneumonia juga lebih rentan mengalami komplikasi lebih lanjut, seperti abses paru-paru dan keracunan darah (sepsis).
"Pneumonia sendiri merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di Indonesia," katanya.
Upaya yang dapat dilakukan anak untuk mencegah penyakit tersebut di antaranya dengan menjaga pola hidup sehat bagi orang tua. Kebersihan tempat tinggal dan pola makan yang berimbang merupakan faktor utama menjaga daya tahan tubuh dan mencegah beragam penyakit termasuk pneumonia.
Namun, seiring bertambahnya usia, orang tua dapat merasa terlalu lelah untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal serta menyiapkan makanan yang bergizi seimbang.
"Anak dapat membantu membersihkan lingkungan tempat tinggal dan selalu memastikan asupan gizi seimbang untuk orang tua mereka. Ketika orang tua sudah tidak memiliki energi dan stamina untuk menjaga pola hidup yang sehat, anak dapat membantu merawat orang tua untuk memenuhi kebutuhannya," jelasnya.
Sementara itu, konselor keluarga Ida Rochmawati menyarankan agar anak mendampingi orang tua dalam perawatan kesehatan. Agar terhindar dari pneumonia, penting bagi orang memasuki usia lanjut untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan dan menerima vaksinasi PCV.
"Namun, seringkali orang tua tidak termotivasi untuk melakukan rutinitas ini. Anak dapat menjadi roda penggerak agar orang tua pada akhirnya dapat menemui petugas kesehatan dan mendapatkan perawatan yang diperlukan," tuturnya.
Menurut Ida, salah satu faktor keengganan orang tua menerima vaksin atau melakukan perawatan kesehatan adalah kurangnya referensi dan informasi.
“Untuk meyakinkan orang tua, tentu harus kita lihat situasinya terlebih dulu. Mula-mula kita gali pemahaman mereka. Bila pemahamannya benar, kita kuatkan. Bila salah, kita perbaiki. Kita juga harus bisa mengajak orang tua berdiskusi sekaligus memberikan edukasi dari sumber yang valid,” katanya.
Seorang anak juga bisa membantu orang tua untuk membuat janji dengan dokter ataupun rumah sakit, hingga menjemput dan mengantar ke rumah sakit untuk kontrol rutin. Ida mengatakan menjaga kesehatan diri sendiri juga penting bagi anak agar tidak membebani pikiran orang tua, terutama ketika sedang sibuk merawat orang tua.
“Penting bagi anak yang sedang merawat orang tua untuk tidak memaksakan diri dan tetap menjaga kesehatan agar tidak membuat orang tua khawatir, yang dapat mempengaruhi daya tahan dan kondisi kesehatan mereka,” kata Ida.
Baca juga: Sering Tak Jelas, Kenali Gejala Pneumonia pada Lansia