Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sulit Tidur selama Pandemi Covid-19, Anda Alami Coronasomnia

Reporter

image-gnews
Insomnia
Insomnia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 dan ancamannya tak hanya mengganggu kesehatan fisik namun juga psikis. Banyak yang mengalami gangguan tidur selama pandemi COVID-19 yang disebut coronasomnia. Spesialis kedokteran jiwa dr. Andri, Sp.KJ mengatakan gangguan tidur di masa pandemi biasanya mulai dialami sejak orang terinfeksi COVID-19.

"Jadi pada saat dia terinfeksi corona itu, pada saat sakit sudah mengalami gangguan tidur, terutama biasanya pada orang-orang yang mungkin tidak menyangka kalau dia bisa kena Covid," kata Andri.

Selain itu, Andri juga menjelaskan gangguan tidur juga dapat dialami meski dia tidak terkena Covid-19, biasanya karena tidak menerima kondisi pandemi ini.

"Kayak ketakutan yang luar biasa akibat pemberitaan terkait Covid. Mungkin banyak yang mengatakan, 'Oh ini bisa mati' bisa kenapa-napa.' Itu salah satunya," ujarnya.

Coronasomnia atau perpaduan kata corona dan insomnia juga bisa dialami orang-orang yang memang sudah memiliki riwayat gangguan kecemasan sebelumnya sehingga akan memperparah kondisi. Untuk menangani gangguan ini, Andri menjelaskan cara untuk menanganinya adalah dengan memberi bantuan obat tidur. Kedua, psikiater pun akan membantu pola tidur menjadi lebih baik.

Selain gangguan tidur, masalah lain yang banyak dialami masyarakat di tengah pandemi Covid-19 adalah gangguan kecemasan.

"Paling banyak gangguan kecemasan. Jadi, dari awal Maret 2020 sebenarnya pasien-pasien yang mengalami gangguan kecemasan itu dominan. Jadi, cuma khawatir ada gejala-gejala batuk pilek. Terus nanti ada sesak-sesak sedikit, kecapekan, dikiranya Covid," paparnya.

"Tapi, kalau yang sekarang, enam bulan terakhir dari mulai Januari sebenarnya sampai sekitar Juni kemarin, itu yang paling banyak memang sudah kecemasan akibat kondisi Covid itu sendiri, sudah berada di tengah-tengah mereka. Misalnya di keluarganya, bahkan kena juga sendiri," tambahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat hal ini, Andi berpendapat masalah gangguan kecemasan akibat COVID-19 ini kurang baik bagi kondisi masyarakat. Terlebih lagi jika dia memang memiliki riwayat gangguan kecemasan.

Andri menyarankan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari gangguan-gangguan ini adalah dengan mengurangi asupan berita-berita negatif terkait COVID-19.

"Otak kita ini memang dari dulunya dirancang begitu, memang untuk merespons hal-hal negatif, lebih baik daripada hal-hal positif. Jadi, kalau misalnya ada sesuatu yang positif, itu masuknya ke dalam otak lebih lama karena nanti selalu akan ada pikiran bagaimana kalau enggak begitu yang terjadi. Itu namanya negativity, kalau dalam ilmu kedokteran jiwa bilangnya seperti itu," ujar Andri.

Namun, karena saat ini pemberitaan sudah ada di mana-mana, seperti grup WhatsApp, media sosial, dan lain sebagainya, mungkin akan sedikit sulit bagi masyarakat untuk menghindari berita tersebut.

"Kalau enggak bisa, kasih waktu. Kalau misalnya mau melihat berita-berita itu, persiapkan diri dulu. Misalnya dengan melakukan relaksasi, melakukan hal-hal yang menyenangkan, atau membaca sesuatu yang baik seperti kitab suci," tuturnya.

Tak hanya itu, Andri juga menyarankan agar masyarakat tetap berolahraga dan lakukan aktivitas fisik di bawah sinar matahari serta mengonsumsi vitamin dan menyeimbangkannya dengan asupan makanan yang bergizi.

Baca juga: 6 Penyebab Insomnia yang Tidak Biasa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

15 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

2 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

2 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.


4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

3 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Meruyert Gonullu
4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

Penelitian selama 10 tahun menemukan empat tipe tidur pada lebih dari 3.000 orang. Apa saja dan pengaruhnya pada kesehatan?


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

8 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Gejala Post Holiday Blues dan 5 Kiat Mengurangi Risikonya

9 hari lalu

Ilustrasi foto liburan. Freepik.com
Gejala Post Holiday Blues dan 5 Kiat Mengurangi Risikonya

Suasana liburan yang terbawa saat memulai rutinitas bekerja mempengaruhi perasaan atau gangguan emosi. Kondisi itu menandakan post holiday blues


Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

11 hari lalu

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp
Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

Penelitian menunjukkan hampir 60 persen perempuan mengalami insomnia. Kualitas tidur mereka diklaim lebih buruk dari lawan jenis.