TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menunjukkan gejala Covid-19 di antara lansia berbeda dari umumnya. Tidak ada demam, batuk, atau sesak napas. Seiring meningkatnya penyebaran virus corona dan angka perawatan di rumah sakit di antara para lansia, sebuah studi skala besar yang direkam dalam Journals of Gerontology mempelajari tentang adanya perbedaan Covid-19 pada orang lanjut usia.
Pada Maret 2020, nenek Rosemary Bily yang berusia 86 tahun di Oceanside, New York, tiba-tiba terlihat lesu dan hampir tidak bisa meninggalkan tempat tidurnya. Beberapa kali dia merasa mual, diare, dan sedikit batuk. Suaminya, Eugene Bily, yang berumur 90 tahun, juga berubah menjadi sangat lesu. Hal ini terjadi setelah kumpul keluarga.
Meskipun tidak sempat melakukan tes karena ketersedian yang terbatas pada saat itu, tes antibodi selanjutnya mengkonfirmasi Eugene dan Rosemary Bily telah tertular Covid-19 tetapi sudah selamat dari virus.
“Orang-orang mengira demam, batuk, dan kesulitan bernapas," kata Allison Marziliano, penulis utama studi tersebut.
Dia juga merupakan psikolog sosial dan kesehatan di Feinstein Institutes for Medical Research di New York, seperti dikutip dari New York Times. Para peneliti menemukan dari catatan kesehatan, 5.000 pasien berumur di atas 65 tahun yang dirawat di rumah sakit Northwell akibat Covid-19 menunjukkan sepertiganya datang ke rumah sakit dengan gejala yang tidak terduga sebelumnya. Melalui analisis perangkat lunak, seperempat dari pasien lansia melaporkan penurunan fungsional.
“Kondisi turun, lelah, lemas, sulit berjalan atau bangun dari tempat tidur,” kata Marziliano.
Selain itu, sebanyak 11 persen mengalami penurunan kondisi mental, seperti, kebingungan, agitasi, lupa, dan lesu. Sementara itu, setengah dari kelompok tersebut juga mengalami salah satu gejala Covid-19 klasik seperti demam, sulit bernapas, atau batuk.
“Para dokter dan perawat harus tahu. Jika melihat gejala yang tidak biasa, itu bisa jadi Covid,” kata Marziliano.
Sementara itu, gejala yang tidak wajar semakin tampak pada pasien dengan umur yang semakin tua, terlihat dari kelompok usia 65-74 tahun sebesar 31 persen, dan mencapai 44 persen pada umur di atas 85 tahun. Dalam studi ini, gejala yang tak wajar didominasi kalangan wanita, berkulit hitam (tidak termasuk Hispanik), dan yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes dan demensia.
Kendati kebanyakan tidak mengalami gejala sesak napas, mereka tidak perlu dirawat di ruang intensif. Namun, kematian pada kelompok ini cukup tinggi, yakni sekitar sepertiga dari kedua kelompok tadi. Untuk itu, kondisi ini tidak boleh disepelekan.
Kesimpulan yang mirip muncul dari studi dengan skala yang lebih kecil. Studi yang dilakukan oleh Universitas Brown di Providence, Rhode Island, pada awal pandemi di AS dan Eropa, yang menunjukkan gejala paling umum dari Covid-19 adalah kehilangan nafsu makan, lesu, diare, dan kelelahan.
“Pada lansia tidak selalu memperlihatkan gejala seperti biasa. Mungkin mereka tidak demam, metabolisme berbeda," kata Maria Carney, seorang ahli geriatri dan penulis studi di Northwell.
Sementara itu, Eleftherios Mylonakis, Kepala Penyakit Menular Sekolah Kedokteran Warren Alpert Universitas Brown, mengatakan memahami gejala yang samar seperti lemah, kebingungan, atau kehilangan nafsu makan mungkin menandakan infeksi Covid-19 dapat membantu melindungi teman dan keluarga. Dengan demikian, mereka dapat segera melakukan isolasi dan tes.
“Ini tidak hanya membantu individu, tetapi juga dapat menahan penyebaran virus,” kata Mylonakis.
Selain itu, segera melakukan tes Covid-19 untuk menghindari tes dan prosedur yang tidak perlu, misalnya CT scan yang mahal, dan memberatkan serta membutuhkan waktu untuk membuat jadwal. Sementara melakukan swab hidung untuk tes Covid-19 lebih cepat, relatif murah, dan sekarang tersedia secara luas.
Baca juga: Mengapa Masih Bergejala Meski Sudah Dinyatakan Negatif Covid-19?