TEMPO.CO, Jakarta - Setiap peringatan HUT RI tidak lengkap rasanya bila tak ada perlombaan. Salah satu lomba populer sering diadakan adalah panjat pinang.
Permainan panjat pinang sudah mencari ciri khas dalam perlombaan di hari kemerdekaan. Lomba ini merupakan pertandingan antarkelompok. Pemenangnya adalah mereka yang mampu lebih dulu mencapai puncak dan mengambil berbagai hadiah di sana. Tinggi batang pinang yang digunakan untuk bervariasi mulai dari 10 hingga 12 meter, disesuaikan dengan kondisi peserta.
Pelumas atau oli bekas biasa digunakan untuk melapisi batang pohon pinang. Tujuannya yakni membuat permukaan batang pinang jadi licin dan sulit untuk dipanjat, sehingga permainan jadi lebih menantang. Namun banyak hal yang tidak diketahui seputar penggunaan oli bekas.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3), oli bekas masuk dalam ketegori limbah berbahaya. Karena merupakan hasil sisa pembakaran, oli motor atau oli mobil bekas bersifat asam, deposi, dan korosif.
Jika kandungan dalam oli bekas punya sifat seperti pemaparan di atas, itu artinya penggunaan oli bekas lebih baik dihindari, salah satunya menghindari risiko terjadinya iritasi. Mengutip dari laman lupromax.co.id, Selasa, 17 Agustus 2021, jumlah logam berat yang akumulasi dalam tubuh dapat sebabkan kerusakan ginjal, gangguan fungsi saraf, sampai risiko kanker.
Selain itu bahan campuran oli bekas yang dibalur di permukaan batang pinang jika bersentuhan dengan serat kain akan sulit sekali untuk dihilangkan sebab unsur penyusun senyawa oli bersifat tidak larut di air sehingga dapat merusak pakaian yang dipakai saat ikuti perlombaan panjat pinang.
TIKA AYU
Baca juga: