TEMPO.CO, Jakarta – Deddy Corbuzier mengakui dirinya pernah mengalami gangguan disleksia saat duduk di bangku sekolah dasar (SD). Namun bagi beberapa orang, istilah disleksia masih asing di telinga. Lantas, apa itu disleksia?
Mengutip laman www.nhs.uk, seseorang apabila mengalami gangguan untuk melakukan proses belajar, ditandai dengan gejala kesulitan dalam membaca, menulis, atau mengeja, maka seseorang tersebut mengalami disleksia.
Melansir dari laman understoodorg.com. 5 sampai 10 persen orang di dunia mengidap disleksia. Dengan sebanyak 17 persen menunjukkan tanda-tanda kesulitan dalam membaca. Tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa dapat mengalami disleksia.
Disleksia memengaruhi area otak yang berfungsi memproses bahasa, sebagaimana dijelaskan dalam laman mayoclinic.org. Penyakit ini membuat pengidapnya akan sulit mengidentifikasi kata-kata dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Hal ini membuat kemampuan membaca orang disleksia cenderung lebih lambat dan tidak lancar.
Namun, apabila orang lain membacakan sesuatu untuk mereka, mereka tidak mengalami kesulitan untuk memahaminya.Selain pemahaman membaca, disleksia juga dapat menimbulkan kesulitan pada keterampilan lain, seperti ejaan, menulis, dan matematika.
Meskipun disleksia memengaruhi kemampuan belajar seseorang, tetapi disleksia tidak menentukan tingkat kecerdasan seseorang. Disleksia sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter sesegera mungkin, terutama bagi anak-anak. Sebab, apabila disleksia tidak ditangani, kesulitan membaca yang dialami oleh anak akan berlangsung hingga dewasa.
NAOMY A. NUGRAHENI