TEMPO.CO, Jakarta - Kasus cultural appropriation atau perampasan budaya kini mengemuka di kalangan pekerja seni. Tak sedikit penyanyi, pengarah gaya, sampai fashion stylist yang dituduh melakukan perampasan budaya.
Yang terbaru adalah Lisa Blackpink dengan tampilan rambut kepang dalam video musik "Money". Dalam lagu terbarunya itu, rambut Lisa Blackpik dikepang dan dianggap mengadopsi bentuk kepang gaya Afrika. Sementara Lisa Blackpink adalah perempuan asli Thailand dan kini tinggal di Korea Selatan.
Baca Juga:
Lisa Blackpink sudah meminta maaf apabila penampilannya masuk kategori cultural appropriation. Yang jelas, dia tak punya maksud apapun dengan gaya rambut tersebut.
Mengutip buku berjudul "Borrowed Power: Essays on Cultural Appropriation" yang ditulis oleh Bruce Ziff. and Pratima Rao pada 1997, jika ada seorang penyanyi yang membawakan lagu dari kelompok budaya tertentu dengan pengarang lagu yang tidak diketahui, bisa jadi itu merupakan salah satu bentuk perampasan budaya.
Begitu pula soal genre lagu, seperti jazz, blues, soul, rap yang berasal dari kalangan kulit hitam Amerika. Apabila nilai-nilai ini diadopsi oleh musikus dan penonton kulit putih sebagai bagian dari musik arus utama mereka, maka itu termasuk perilaku perampasan budaya.
Ada pula kasus perampasan budaya lainnya dari penulis yang menceritakan serangkaian cerita mengenai Cagar Alam Hobbema di Alberta. Meskipun kisahnya fiktif, tetapi beberapa nama tokoh di dalamnya diberi nama yang sama dengan penduduk yang tinggal di cagar alam tersebut.
Mengutip Bustle, berikut cara yang bisa dilakukan untuk menghindari perampasan budaya atau cultural approprioation:
- Riset
Dengan melakukan riset, maka seseorang tidak akan melakukan kesalahan saat hendak mempresentasikan hasil karyanya ke masyarakat.IklanScroll Untuk Melanjutkan - Menyampaikan inspirasi
Sebagian besar tuduhan perampasan budaya karena orang yang menciptakan atau menampilkan karya tersebut tidak lebih dulu menjelaskan karyanya. Tentu tidak masalah jika seseorang terinspirasi dari budaya atau karakteristik kelompok tertentu. Yang penting dia secara terbuka mengakui dan menyampaikan alasan memanfaatkan hal itu kepada publik. - Mengajak orang dengan akar budaya tersebut
Pembuat karya dapat menampilkan orang yang memang memiliki dan hidup dengan karakter budaya yang hendak dia tunjukkan. Dengan begitu, masyarakat juga merasa lebih senang karena keberadaan mereka diakui, terwakili, dan dihargai. - Tak perlu memaksakan
Tentu ada pengecekan akhir sebelum sebuah karya meluncur. Di sinilah semua orang yang terlibat harus peka apakah ada celah atau hal-hal yang bisa dipersoalkan dari karya tersebut. Apabila menemukannya dan berkaitan dengan perampasan budaya, pertimbangkan lagi untuk tidak menggunakan atau menerapkannya.
Jika muncul tuduhan perampasan budaya, segera lakukan cek dan ricek. Apabila benar terjadi, segera minta maaf. Dengan begitu, masyarakat akan lebih menghargai dan menganggap bahwa para pembuat konten ini tengah mengedukasi diri dan mencegah persoalan serupa terulang di kemudian hari.
LAURENSIA FAYOLA
Baca juga:
Apa Itu Perampasan Budaya, Urusan yang Menimpa Lisa Blackpink