TEMPO.CO, Jakarta - Selena Gomez sudah tiga tahun menghapus aplikasi media sosial miliknya. Ia mengatakan bahwa dirinya lebih bahagia dan sehat. Dalam wawancara dengan WWD, aktris Only Murders in the Building itu mengatakan dia kini merasa lebih sehat dan bahagia.
Tak dapat dimungkiri bahwa Internet berperan besar. "Mungkin itu tidak membuat orang lain bahagia, tetapi bagi saya, itu benar-benar menyelamatkan hidup saya," kata Selena Gomez, dikutip dari Shape, Senin, 18 Oktober 2021.
Apa yang dilakukan oleh Selena adalah hal yang berdasar. Saat ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa media sosial merupakan faktor yang dapat menyebabkan penyakit mental seperti depresi.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut penyakit mental yang disebabkan oleh media sosial:
1. Fomo Syndrome
Baca Juga:
Fear of Missing Out (FoMO) adalah sebuah perasaan bahwa orang lain lebih bersenang-senang, menjalani hidup lebih baik, atau memiliki pengalaman yang lebih baik dibanding dengan diri kita.
Hal ini membuat diri kita menjadi iri dan menimbulkan perasaan kecemasan yang berlebih apabila kita tidak dapat mengikuti atau mengetahui tren yang sedang terjadi di media sosial.
Penderita FoMO akan mengalami kecanduan akut terhadap internet dan media sosial karena kecemasannya agar tidak ketinggalan tren.
2. Depresi
Depresi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan suasana hati dengan perasaan sedih yang dalam dan berlebihan. Orang yang mengidap depresi akan kehilangan semangat dan minatnya dalam melakukan aktivitas.
Media sosial membuat potensi depresi semakin meningkat karena adanya asumsi tuntutan dari masyarakat. Akibatnya, seseorang itu akan merasa tertekan dan mengalami depresi.
3. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Apabila hasratnya ini tidak terpenuhi, maka si penderita akan diliputi oleh kecemasan dan ketakutan.
Penderita OCD sebenarnya sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah berlebihan. Tetapi ia merasa tetap harus melakukannya karena menurutnya hal itu tidak dapat dihindari.
Media sosial membuat OCD merasa tidak sempurna dengan apa yang ditulis atau diunggahnya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya filter atau editan yang diberikan pada foto sebelum diunggah.
4. Voyeurism
Dilansir dari Jurnal Mahasiswa Komunikasi Cantrik, Voyeurism adalah perilaku seseorang yang memiliki minat berlebih untuk melihat atau mengobservasi orang lain. Kegiatan ini dilakukan secara sadar dan sering dilakukan oleh seseorang dengan berbagai macam motif mulai dari mengisi waktu senggang hingga memenuhi hasrat seksual pelaku.
S.P. Green dalam artikelnya berjudul “To See and Be Seen: Reconstructing the Law of Voyeurism and Exhibitionism” bahkan mengatakan bahwa tindakan voyeurism merupakan penyakit mental yang ditandai dengan praktik seksual yang menyimpang. Hal ini karena korban voyeurism dimasukkan ke dalam wilayah fantasi pelaku.
5. Narcissistic Personality Disorder
Orang yang menderita Narcissistic Personality Disorder disebut dengan Narcissist. Orang dengan penderita ini menganggap bahwa dirinya lebih penting daripada orang lain.
Orang dengan gangguan mental narcissist memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dipuji dan dibanggakan, tetapi ia memiliki empati yang rendah terhadap orang lain. Meskipun terlihat memiliki kepercayaan diri yang tinggi, orang narcissistic memiliki kepribadian yang rapuh dan mudah runtuh hanya karena sedikit kritikan, meskipun di media sosial.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca: 3 Tahun Tak Melihat Media Sosial, Selena Gomez Merasa Lebih Bahagia dan Sehat