Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Vaksin Sinovac Diklaim Aman untuk Anak Usia 3 - 17 Tahun

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Covid-19 dari Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi di Rumah Sakit Adam Malik, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa, 2 November 2021. BPOM resmi memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Coronavac dari Sinovac dan vaksin dari Bio Farma untuk vaksinasi kepada anak usia 6 -11 tahun. ANTARA/FRANSISCO CAROLIO
Petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Covid-19 dari Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi di Rumah Sakit Adam Malik, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa, 2 November 2021. BPOM resmi memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Coronavac dari Sinovac dan vaksin dari Bio Farma untuk vaksinasi kepada anak usia 6 -11 tahun. ANTARA/FRANSISCO CAROLIO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan farmasi asal Cina yang membuat vaksin Sinovac, Sinovac Biotech Ltd., mengumumkan hasil analisis blind data yang menunjukkan vaksin mereka aman untuk anak dan remaja dalam kondisi sehat sehat. Rentang usia anak dan remaja yang bisa mendapatkan vaksin Sinovac mulai dari tiga sampai 17 tahun.

Hasil tersebut diperoleh berdasarkan uji klinis fase tiga berbasis multicenter, kasus, acak, double-blind, dan plasebo terkontrol yang dilakukan di Chili, Malaysia, Filipina, dan Afrika Selatan. Uji klinis tersebut melibatkan 2.140 partisipan berusia enam bulan hingga 17 tahun, termasuk 684 peserta dari sub-kelompok uji klinis tingkat keamanan.

Mengutip keterangan tertulis Sinovac Biotech Ltd., data dari sub-kelompok uji klinis tingkat keamanan yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Sinovac memperlihatkan efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) setelah dosis kedua yang lebih rendah dibandingkan seusai dosis pertama. Efek samping yang umum dirasakan antara lain nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, dan demam. Sebagian besar hanya mengalami efek samping ringan sampai sedang, tanpa reaksi yang parah.

Berdasarkan hasil utama uji klinis fase tiga multicenter secara global, dampak efek samping merugikan ditemukan serupa dengan uji klinis fase satu dan dua kepada anak-anak dan remaja di Cina. Hasil uji klinis fase pertama dan kedua menunjukkan tingkat keamanan vaksin Sinovac untuk anak dan remaja usia tiga sampai 17 tahun telah terbit dalam jurnal medis internasional The Lancet-Infectious Diseases pada 28 Juni 2021.

Menurut studi, kondisi anak dan remaja yang telah mendapatkan suntikan vaksin Sinovac selama tiga bulan setelah dosis lengkap menunjukkan tingkat serokonversi atau pembentukan antibodi yang mencapai seratus persen. Pembentukan antibodi pada anak dan remaja rata-rata telah sempurna 28 hari setelah vaksinasi.

Durasi ini lebih cepat dibandingkan pembentukan antibodi pada orang dewasa -18 tahun ke atas, dan lanjut usia, yakni lebih dari 28 hari setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap. Hasil tersebut menunjukkan vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada anak dan remaja memiliki imunogenisitas atau kemampuan antigen yang maksimal dalam memicu respons imunitas tubuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil uji klinis tersebut dapat menjadi salah satu bukti bagi negara-negara yang menyetujui penyuntikan vaksin Sinovac untuk anak dan remaja. Seperti diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac untuk anak usia enam sampai sebelas tahun.

Begitu juga dengan sejumlah negara lain, yakni Chili, Ekuador, El Salvador, Kolombia, dan Kamboja. Pemerintah Cina telah menyuntikkan 110 juta dosis vaksin Covid-19 kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun.

#pakaimasker #jagajarak #cucitanganpakaisabun #hindarikerumunan #vaksinasicovid-19

Baca juga:
Tak Semua Anak 6-11 Tahun Bisa Vaksinasi Covid-19, Simak yang Dikecualikan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemerintah Batal Bahas RUU Pengawasan Obat dan Makanan

2 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pemerintah Batal Bahas RUU Pengawasan Obat dan Makanan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah dan DPR tidak akan melanjutkan pembahasan RUU Pengawasan Obat dan Makanan.


BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

6 hari lalu

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan pemerintah tak hanya mengimpor vaksin itu.


Penggunaan Darurat Tiga Vaksin Mpox Telah Disetujui WHO, Seberapa Manjur Melawan Virus Mpox?

7 hari lalu

Petugas medis memasuki Ruang Rawat Inap Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, 5 September 2024. RSHS memastikan kesiapan penanganan Mpox di Jawa Barat, khususnya di Bandung. TEMPO/Prima Mulia
Penggunaan Darurat Tiga Vaksin Mpox Telah Disetujui WHO, Seberapa Manjur Melawan Virus Mpox?

Kementerian Kesehatan menyebut WHO telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Mpox. Sejumlah studi terbaru juga telah menguji efikasinya.


Bahaya BPA: Industri Wajib Patuhi Peraturan BPOM soal Label

9 hari lalu

Ilustrasi orang membawa galon isi ulang. BPOM mengeluarkan regulasi terkait pelabelan bahaya BPA pada galon guna ulang polikarbonat. Dok. Freepik
Bahaya BPA: Industri Wajib Patuhi Peraturan BPOM soal Label

Pemerintah menaruh perhatian serius pada perlindungan konsumen.


Menkes Sebut 88 Penderita Mpox di Indonesia Sembuh, Vaksin dan Alat Periksa Sudah Disebar

14 hari lalu

Petugas kesehatan membantu seorang penumpang yang sakit dari Malaysia saat melakukan pengawasan di Pelabuhan Dumai, Riau, Jumat, 30 Agustus 2024. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Dumai meningkatkan pengawasan terhadap penumpang yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit cacar monyet (Mpox) masuk ke Riau dengan cara mendeteksi suhu tubuh penumpang dan akan memberlakukan pengisian aplikasi SATUSEHAT Health Pass untuk masuk ke pelabuhan itu. ANTARA/Aswaddy Hamid
Menkes Sebut 88 Penderita Mpox di Indonesia Sembuh, Vaksin dan Alat Periksa Sudah Disebar

Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan penderita Mpox atau cacar monyet varian virus clade IIB di Indonesia sudah sembuh 100 persen.


Mpox: Mengisi Aplikasi Satu Sehat hingga Donasi Vaksin

16 hari lalu

Partikel virus mpox (kuning dan merah) ditemukan di dalam sel yang terinfeksi (ungu). (Flickr: NIAID)
Mpox: Mengisi Aplikasi Satu Sehat hingga Donasi Vaksin

Cacar monyet atau MonkeyPox (Mpox) terus menjadi sorotan termasuk Indonesia


Richard Lee Kecam Laporan yang Menuding Skincare Kliniknya Berbahaya

16 hari lalu

Richard Lee. Foto: Instagram.
Richard Lee Kecam Laporan yang Menuding Skincare Kliniknya Berbahaya

Dokter Richard Lee membantah tuduhan produk skincare kliniknya mengandung bahan berbahaya dan disita BPOM.


5 Fakta Vaksin Mpox di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

16 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
5 Fakta Vaksin Mpox di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

Vaksin Mpox di Indonesia menjadi bagian penting dari strategi untuk mencegah penyebaran virus cacar monyet di tengah meningkatnya jumlah kasus.


Siapa Saja yang Diprioritaskan Mendapatkan Vaksin Mpox?

16 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Siapa Saja yang Diprioritaskan Mendapatkan Vaksin Mpox?

Sesuai dengan anjuran WHO, vaksin Mpox hanya akan diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi.


Vonis Produsen Obat Sirop Beracun Terlalu Ringan, BPOM: Kami Tidak Bisa Apa-apa

22 hari lalu

Vonis terhadap produsen obat sirop beracun dianggap terlalu ringan.
Vonis Produsen Obat Sirop Beracun Terlalu Ringan, BPOM: Kami Tidak Bisa Apa-apa

Kepala BPOM Taruna Ikrar berpendapat bahwa vonis terhadap produsen obat sirop beracun terlalu ringan. Tapi pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa.