Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketahui 3 Tipe Kedutan Kelopak Mata dan 3 Cara Pengobatannya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi mata panda. Cinebuster.in
Ilustrasi mata panda. Cinebuster.in
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kejang kelopak mata adalah ketika salah satu atau kedua kelopak mata berkedut atau tiba-tiba menutup di luar kendali. Umumnya terdapat 3 jenis kedutan kelopak mata, apa saja?

Berdasar American Academy of Ophthalmology di situs www.aao.org, berikut tiga jenis kedutan kelopak mata:

1. Kedutan Kelopak Mata
Kedutan kelopak mata (atau tic) adalah saat kelopak mata bergerak sedikit dan cepat. Kedutan ini tidak mempengaruhi penglihatan, dan sering terjadi akibat stres dan kelelahan.

Kebanyakan kedutan kelopak mata hilang tanpa pengobatan, hanya perlu cukup tidur, mengurangi stres, dan membatasi kafein. Namun, jika kedutan tampak semakin parah, pastikan untuk mengunjungi dokter mata.

2. Blefarospasme Esensial
Blefarospasme esensial adalah ketika salah satu atau kedua kelopak mata menutup tanpa sadar. Ini dapat berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa jam.

Saat pertama kali dimulai, seseorang mungkin berkedip, mengedipkan mata, atau mencubit wajah. Pada kasus stadium lanjut, kelopak mata mungkin tertutup rapat sehingga seseorang tidak dapat melihat.

Selain itu, kejang kejang pada kelopak mata ini juga dapat mempengaruhi otot-otot lain di wajah. Dan mungkin membuat penderitanya sulit untuk menaiki tangga, mengendarai mobil, pergi bekerja, atau melakukan hal-hal lain. Blepharospasm biasanya disebabkan oleh impuls saraf, tetapi belum dapat dipastikan kenapa hal tersebut dapat terjadi.

3. Spasme Hemifasial
Kejang hemifasial adalah ketika otot-otot di satu sisi wajah menyempit (mengencang). Kejang ini mungkin mulai di dekat mata dan kemudian mempengaruhi bagian lain dari wajah. Dalam kasus lanjut, kejang hemifacial dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa bulan.

Kejang hemifasial tampaknya berkembang ketika pembuluh darah menekan saraf wajah.

Pengobatan apa yang dapat dilakukan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip laman Kellogg Eye Center di alamat umkelloggeye.org, berikut pengobatan yang dapat dilakukan berdasar tipe kedutan kelopak mata.

1. Kedutan Kelopak Mata
Kedutan kelopak mata kecil tidak memerlukan pengobatan karena biasanya hilang secara spontan. Mengurangi stres, menggunakan rendaman air hangat, koreksi kesalahan refraksi, dan pelumasan mata dengan air mata buatan dapat membantu. Beberapa dokter mata merekomendasikan untuk mengurangi penggunaan kafein.

2. Blefarospasme
Blefarospasme dapat diobati dengan obat-obatan, biofeedback, injeksi toksin botulinum, dan pembedahan. Namun obat-obatan dan biofeedback jarang berhasil mengatasi blefarospasme.

Suntikan toksin botulinum sekarang merupakan pengobatan yang paling umum direkomendasikan untuk blefarospasme. Injeksi toksin botulinum dalam jumlah yang sangat kecil ke otot-otot di sekitar mata akan menghentikan kejang. Injeksi bekerja selama beberapa bulan tetapi perlahan-lahan akan hilang dan biasanya perlu diulang 3 hingga 4 kali setiap tahun.

Perawatan ini sangat berhasil dengan sedikit efek samping. Pada kesempatan langka ketika efek samping terjadi, mereka termasuk kelopak mata terkulai atau penglihatan ganda. Tetapi, efek samping biasanya berlangsung 1 sampai 2 minggu sedangkan efek yang baik berlangsung 3 bulan.

3. Kejang Hemifasial
Suntikan toksin botulinum dapat meredakan kejang kelopak mata atau kedutan dan wajah pada pasien kejang hemifasial. Prosedur bedah saraf untuk kejang hemifacial, dekompresi mikrovaskular, juga dapat meredakan kejang wajah. Meskipun umumnya berhasil, ini adalah operasi bedah saraf besar dan komplikasi serius mungkin terjadi.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Mata Kedutan Jangan Pikir Macam-macam, Ada Penjelasan Ilmiahnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

9 jam lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

1 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

2 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

5 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

7 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

8 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

9 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

9 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

9 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.