TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes adalah penyakit kronis dengan angka kasus cukup tinggi di Indonesia, hampir mencapai 19 juta dengan pengobatannya yang tergolong tak mudah. Apalagi penyakit ini memiliki sifat yang progresif, kata Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD.
Suastika mengatakan meski termasuk penyakit yang memiliki sifat progresif, gambaran klinis dan komplikasi yang terjadi berbeda-beda pada setiap orang.
"Mekanismenya kompleks, rumit, dan setiap orang berbeda-beda fenotipenya. Jadi, gambaran klinisnya berbeda-beda dengan berbagai komplikasi yang berbeda. Mengobatinya juga tidak gampang," ujarnya dalam Diskusi Publik Layanan Tatalaksana Penyakit Kronis Terintegrasi dan Inovatif, Rabu, 15 Desember 2021.
Di sisi lain, diabetes juga bisa terkait kegagalan yang disebabkan oleh berbagai aspek, seperti dari faktor pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakitnya dan akses. Selain itu, faktor dokter yang terlalu banyak pasien.
Menurut Suastika, bila sudah terjadi komplikasi diabetes maka tidak hanya akan membawa rasa sakit dan risiko kematian yang tinggi pada pasien tetapi juga biaya yang harus dikeluarkan pemerintah maupun pasien. Hal lain yang juga menyulitkan pengobatan diabetes yakni sistem berupa aksesibilitas layanan kesehatan untuk pasien, ditambah ketersediaan obat yang sebenarnya cukup banyak disediakan melalui mekanisme BPJS.
Baca Juga:
"Sistem ini yakni aksesibilitasnya. Bisa tidak semua orang mengakses pelayanan kesehatan. Lalu ketersediaan obat. Sebenarnya obat dari BPJS cukup banyak, tetapi apakah semua itu ada di seluruh pelosok negeri ini," jelas Suastika.
Selain itu, perlu juga ketersediaan laboratorium walau sederhana, seperti untuk pemeriksaan gula darah, HbA1C, dan urin. Terkait telemedisin dalam pengobatan diabetes, ia berpendapat kehadiran layanan ini memperbaiki sekaligus mempercepat akses pelayanan kesehatan, terutama bagi pemilik berbagai kendala.
"Karena diabetes salah satu penyakit kronis yang sifatnya tidak berubah setiap saat, bukan harian, maka tepat sekali pasien-pasien dengan diabetes ini bisa diterapkan layanan yang bersifat telemedisin," paparnya.
Baca juga: Cara Mengolah Daun Insulin untuk Mengobati Diabetes