TEMPO.CO, Jakarta - Saat kesehatan terganggu akan menghambat seseorang untuk beraktivitas. Kalau seseorang sedang sakit, maka dokter akan menganjurkan mengonsumsi obat tertentu untuk kesembuhan. Tapi, orang sehat yang aktivitasnya sangat banyak sehingga rentan sakit, ada juga yang mengonsumsi suplemen.
Mengutip American Addiction Centers, obat digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Produksi obat harus melewati tahap uji klinis yang panjang. Orang tak bisa sembarangan mengonsumsi obat, karena terkait dosisi. Itu sebabnya dokter meresepkan obat, supaya dosis yang digunakan tidak membahayakan tubuh.
Berbeda dengan obat, suplemen tidak ditujukan untuk menyembuhkan penyakit. Suplemen bermanfaat untuk kebugaran tubuh. Suplemen bisa juga dikonsumsi untuk mendukung program diet atau memperbaiki pola makan.
Konsumsi suplemen juga untuk memperkuat suplai nutrisi dalam tubuh. Tapi, suplemen tidak dapat menggantikan nutrisi yang ada dalam makanan. Suplemen hanya pelengkap saja. Ketika mengonsumsi suplemen pun tak boleh kebanyakan.
Di pasaran sudah banyak beredar produk suplemen. Produknya antara lain mengandung propolis, madu, echinacea, jahe, temulawak, meniran, dan buah-buahan, sebagaimana dikutip dari situs web Institut Pertanian Bogor.
VIOLA NADA HAFILDA
Baca: Obat Herbal Apakah Sudah Pasti Tak Mengandung Zat Kimia?