TEMPO.CO, Jakarta - Mengupas atau mengiris bawang sering menjadi pekerjaan berat karena mata yang perih. Alasan Anda bisa meneteskan air mata padahal suasana hati sedang senang saat memotong bawang karena faktor lachrymatory atau bahan kimia yang mengiritasi mata.
Ketika bawang utuh, sekelompok senyawa yang disebut sistein sulfoksida disimpan terpisah dari enzim alliinase. Tetapi ketika mengiris, memotong, atau menghancurkan bawang, penghalang yang memisahkan senyawa dan enzim rusak. Keduanya bersatu, memicu reaksi alliinase yang menyebabkan sistein sulfoksida menjadi asam sulfenat.
"Asam sulfenat tidak terlalu stabil sehingga harus berubah menjadi sesuatu yang lain," kata kandidat doktor farmasi di Universitas Negeri Ohio, Josie Silvaroli, seperti dikutip dari LiveScience.
Dalam bawang, asam sulfenat bisa memiliki dua peran. Pertama, mengembun secara spontan dan menjadi senyawa organosulfur. Senyawa organosulfur inilah yang memberikan aroma dan rasa yang kuat pada bawang.
"Reaksi serupa terjadi pada bawang putih. Itulah sebabnya bawang putih juga memiliki rasa yang begitu tajam," ujar Silvaroli.
Selain itu, ada juga faktor sintase lachrymatory yang telah bersembunyi di dalam sel, lalu ikut memainkan peran dan mengatur ulang asam sulfenat menjadi faktor lachrymatory. Faktor lachrymatory, yakni cairan mudah menguap, yang berarti berubah menjadi uap dengan sangat cepat. Begitulah cara zat ini mencapai mata dan mengiritasi saraf sensorik.
"Mata mulai berair untuk menghilangkan iritasi," kata Silvaroli.
Agar air mata tak mengalir terus menerus, Anda bisa memakai kacamata atau pelindung wajah untuk melindungi mata. Lensa kontak juga menawarkan penghalang terhadap faktor lachrymatory. Selain itu, menggunakan pisau tajam daripada yang tumpul juga dapat membantu.
Baca juga: Mengenal Khasiat Bawang Hitam bagi Kesehatan