TEMPO.CO, Jakarta - Energi tubuh yang bersumber dari makanan dan minuman merujuk nilai satuan kalori. Energi itu untuk memfungsikan kinerja berbagai organ tubuh. Sisa kalori yang tak diubah menjadi energi akan tersimpan menjadi jaringan lemak.
Mengutip Healthline, ketika seseorang mengurangi kalori secara berlebihan mengakibatkan ketimpangan. Biasanya keinginan mengurangi kalori itu didorong keinginan menurunkan berat badan. Tapi, cara yang tidak tepat bisa menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya tulang yang melemah.
Kondisi sebaliknya pun juga sama. Seseorang yang kalorinya melebihi kebutuhan tubuh bisa menyebabkan berat badan bertambah. Itu sebabnya, keseimbangan kalori penting untuk menunjang kesehatan.
Berbagai masalah kesehatan tersebab mengurangi kalori, antara lain mudah kelelahan dan kekurangan gizi. Masalah itu biasanya tersebab diet dengan pembatasan kalori yang tidak menyediakan zat besi, folat, atau vitamin B12 dalam jumlah cukup. Itu akan menyebabkan anemia dan kelelahan yang ekstrem.
Diet rendah kalori cenderung bisa berbalik kondisinya. Setelah program diet itu selesai, maka berat badan akan bertambah lagi setelah diet rendah kalori.
Mengutip WebMD, diet yang rendah kalorinya harus diimbangi dengan perubahan gaya hidup. Itu terkait asupan makanan sehat dan aktivitas fisik yang teratur. Tanpa komitmen itu, manfaat diet rendah kalori bisa menjadi tidak efektif pada waktu lain.
Diet yang sangat rendah kalori tidak sepenuhnya baik manfaatnya untuk semua orang. Itu sebabnya dalam program menurunkan berat badan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Sebab, diet yang sangat rendah kalori tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui. Diet itu juga tidak sesuai untuk anak-anak atau remaja, kecuali dalam program khusus terkait perawatan.
ASMA AMIRAH
Baca: Deretan Makanan Rendah Kalori dan Lemak yang Baik untuk Diet