TEMPO.CO, Jakarta - Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD disebabkan karena kegagalan relaksasi dari Lower Esophageal Sphincter (LES) atau otot yang berbentuk cincin yang bertugas mengatur proses buka-tutup pintu atau klep saluran kerongkongan yang menghubungkan esophagus bawah dengan lambung.
Normalnya klep ini akan menutup saluran kerongkongan setelah makanan turun ke lambung. Bila otot ini lemah klep ini akan tetap terbuka sehingga asam lambung akan naik kembali ke kerongkongan.
Dilansir dari laman radioedukasi.kemdikbud.go.id, GERD atau asam lambung dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan dan minuman seperti kopi, alkohol, cokelat, makanan yang digoreng, dan saus tomat.
Bahkan makan porsi berlebihan tiga jam menjelang tidur serta mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti aspirin juga termasuk penyebabnya.
Adapun gejala GERD seperti maag, regurgitasi, nyeri dada, kesulitan menelan, sering bersendawa, sakit saat menelan, mual, dan muntah. Dan apabila gejala semakin memburuk setelah makan, membungkuk atau berbaring bisa menunjukkan Anda menderita GERD.
Dikutip dari laman nm.org, setiap orang dapat mengalami pemicu yang berbeda. Ahli kesehatan mungkin akan menyarankan perubahan gaya hidup tertentu demi mengatasi masalah kesehatan ini.
Perubahan gaya hidup itu misalnya menghindari makanan tinggi lemak atau pedas, termasuk mengurangi konsumsi buah jeruk, perasa mint, alkohol, dan kopi. Pasalnya makanan ini dapat mengiritasi kerongkongan atau membuat refluks asam lebih mungkin terjadi dengan mempengaruhi sfingter esofagus bagian bawah.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca juga: Bahaya Jangka Panjang GERD bila Diabaikan