TEMPO.CO, Jakarta - Perawatan kulit agar halus adalah dambaan banyak orang. Untuk memenuhi keinginan tersebut, terdapat beberapa prosedur perawatan yang bisa dicoba, salah satunya yakni dermabrasi.
Melansir Healthline, dermabrasi adalah teknik pengelupasan kulit menggunakan alat khusus untuk menghilangkan lapisan kulit terluar dan memperlihatkan lapisan kulit baru yang tampak lebih muda dan halus. Perawatan kulit ini biasanya diterapkan pada wajah.
Masalah yang Dapat Diatasi dengan Dermabrasi
Prosedur dermabrasi dapat mengatasi bekas jerawat, bintik-bintik penuaan, kerutan halus, patch kulit prakanker, rhinophyma, bekas luka dari operasi atau cedera, kerusakan akibat sinar matahari, tato, serta warna kulit yang tidak merata.
Prosedur ini tidak boleh dilakukan oleh orang yang mengalami peradangan jerawat, herpes yang kambuh berulang, luka bakar radiasi, dan bekas luka bakar. Selain itu, dokter juga tidak merekomendasikan dermabrasi pada orang yang tengah mengonsumsi obat dengan efek samping penipisan kulit.
Prosedur Dermabrasi
Sebelum melakukan dermabrasi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan peninjauan riwayat kesehatan. Pasien mungkin diminta untuk berhenti merokok dan meminum obat atau suplemen nutrisi tertentu. Merokok tidak hanya menyebabkan penuaan dini, namun juga menurunkan aliran darah ke kulit dan memperlambat penyembuhan.
Prosedur dermabrasi dimulai dengan penyuntikan anestesi. Dokter akan menggerakan alat yang dinamakan dermabrader pada kulit untuk menghilangkan lapisan luarnya.
Tepat setelah prosedur selesai, area yang dirawat kemudian dibalut dengan perban yang lembab. Dokter akan memberikan instruksi lengkap tentang cara mengganti balutan tersebut, cara menutupi area yang dirawat, dan produk mana yang harus digunakan.
Setelah dermabrasi, kulit biasanya berwarna merah muda, bengkak, dan terasa seperti terbakar atau kesemutan. Selain itu, kulit mungkin mengeluarkan cairan bening atau kuning selama masa penyembuhan. Lamanya masa penyembuhan ini kemungkinan memakan waktu hingga tiga bulan.
Komplikasi Dermabrasi
Meskipun dapat mengatasi berbagai masalah kulit, prosedur dermabrasi juga memiliki beberapa risiko kesehatan, seperti pendarahan, infeksi, dan reaksi alergi terhadap anestesi.
Beberapa risiko khusus yang terkait dengan dermabrasi antara lain jerawat, perubahan warna kulit, pori-pori membesar, kemerahan, ruam, dan pembengkakan. Meskipun jarang, beberapa orang mungkin mengalami jaringan parut dan keloid.
Agar aman, ikuti saran dokter dan hadiri janji temu tindak lanjut yang direkomendasikan. Bersikap lembutlah pada kulit, hindari menggosok atau mengorek kulit serta memakai produk perawatan yang keras.
Dokter biasanya menyarankan penggunaan salep pelembap yang kental seperti petroleum jelly agar kulit terhindar dari paparan sinar matahari selama masa perawatan kulit. Saat kulit benar-benar sembuh dari dermabrasi, jangan lupa untuk memakai tabir surya setiap hari.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca: 4 Tips Perawatan Kulit Sesuai dengan Lingkungan Tempat Tinggal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.